Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Samapta Polres Lubuklinggau, Brigadir K, diproses Propam Polda Sumsel dan Mabes Polri akibat aksi koboi menembak mobil yang kabur saat razia.
Lain halnya dengan anggota Satlantas Polres Jakarta Timur, Aiptu Sunaryanto.
Sunaryanto dapat banyak pujian hingga penghargaan dari pimpinan Polri karena aksinya melepaskan tembakan berhasil mengenai sasaran tangan penyandera ibu dan anak di angkot.
Bahkan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberi penghargaan berupa sertifikat Sekolah Alih Golongan untuk kepangkatan perwira dan emas kepada Sunaryanto.
Pemberian penghargaan dilakukan Kapolri kepada Aiptu Sunaryanto di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Tito menyampaikan, pemberian penghargaan ini karena melaksanakan tugas anggota Polri dengan baik.
Tindakan yang diambil Aiptu Sunaryanto saat menemui kejadian penodongan dan penyanderaan warga masyarakat dianggap tepat dan heroik.
"Menurut saya, tindakan diskresi kepolisian yang diambil Aiptu Sunaryanto tepat," ujar Tito.
Dengan sertifikat Sekolah Alih Golongan ini, Sunaryanto bisa langsung menjalani pendidikan perwira tanpa proses tes seleksi pada September hingga Oktober mendatang.
Tito berharap apa yang dilakukan Sunaryanto dalam menggunakan kewenanan diskresi penggunaan senjata api dapat dicontoh anggota Polri lainnya.
Namun, ia mengingatkan perlu peningkatan pelatihan dan penilaian yang tepat sebelum seorang petugas memutuskan menggunakan diskresi tersebut.
"Atas nama Kepolisian Negara Republik Indonesia dan seluruh anggota Polri, saya ucapkan terima kasih kepada Aiptu Sunaryanto
atas tugas-tugas dan dedidikasinya kepada masyarakat, khususnya masyarat yang terancam saat itu," ujarnya.
Sunaryanto tak mengira aksinya membebaskan ibu dan anak kecil yang disandera pelaku di sebuah angkot pada 9 April lalu bakal diganjar banyak penghargaan, termasuk Kapolri.
Padahal, saat itu yang ada di benaknya semata ingin menolong ibu dan anak yang disandera pelaku.
Ia mengucapkan terima kasih dan Hamdallah atas penghargaan yang diberikan kepadanya.
Ia bercerita, keputusannya melepaskan tembakan ke tangan penyandera karena saat itu upaya negosiasi dengan penyandera tak menemui titik temu dan penyandera makin gelap mata.
Setelah meminta pengojek online untuk mengajak bicara pelaku untuk pengalihan, akhirnya ia memutuskan melepaskan tembakan ke lengan tangan pelaku.
Saat itu, pelaku memegang pisau dan menempelkannya ke leher si ibu yang memeluk anaknya.
"Waktu itu situasinya, pilihannya sempit sekali. Pelaku dengan korban dekat sekali," ujarnya.
"Saya arahkan ke lengan sebelah kanan. Kalau kita lumpuhkan kepalanya, itu terlalu frontal. Kalau saya lumpuhkan dadanya, itu dekat dengan kepala ibu korban itu," sambungnya.
Namun, dengan mengucapkan salawat dan atas seizin Allah, akhirnya ia melepaskan tembakan dengan cepat ke lengan kanan pelaku dan tepat mengenai sasaran.
"Kalau melihat video peristiwa itu, saya sendiri juga enggak nyangka secepat itu," kenangnya.