TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik dan pertahanan Salim Said tidak percaya terhadap hasil investigasi jurnalis asing Allan Nairn tentang upaya mengkudeta Presiden Joko Widodo.
"Saya enggak percaya dengan analisisnya Allan Nairn. Sangat spekulatif," ujar Salim setelah acara diskusi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/4/2017).
Salim yang juga merupakan Guru Besar di Univestitas Pertahanan tersebut juga berharap masyarakat Indonesia tidak langsung percaya atas tulisan dibungkus artikel investigasi itu.
"Jangan percaya cerita Alan Nairn itu, dia itu enggak ngerti Indonesia," ujar Salim.
Secara khusus, Salim mengkritik tulisan Alan tentang kudeta Presiden Jokowi dibekingi kelompok tentara.
Menurut dia, di era yang menjunjung tinggi undang-undang seperti saat ini, hal itu tidak mungkin dilakukan. Apalagi TNI kini bukan seperti TNIdahulu. TNI kini dinilai mendorong supremasi sipil.
"Sekarang TNI itu menjalankan UU TNI yang memberi kekuatan kepada sipil di dalam rangka supresmasi sipil," ujar Salim.
" TNI juga menurut Pasal 10 UUD 1945, tunduk kepada Presiden, sebagai pemegang kekuasaan tertinggi Angkatan Darat, Laut dan Udara. Jadi enggak ada itu cerita kudeta, konspirasi dan sebagainya," lanjut dia.
Sebelumnya, jurnalis asing Allan Nairn menulis sebuah artikel investigasi soal upaya kudeta terhadap Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Artikel itu pertama kali muncul di media online Amerika Serikat, the Intercept. Artikel Allan lalu dialihbahasakan menjadi bahasa Indonesia dan dimuat oleh media online Indonesia, www.tirto.id.
Pokok investigasi Allan adalah, ada upaya untuk menggulingkan pemerintahan sah Jokowi-JK oleh kekuatan politik asing yang berkomplot dengan kekuatan politik dalam negeri dan TNI.