Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden, Brigjen TNI Suhartono membantah anggotanya berlaku kasar kepada buruh mugran di Hongkong, Minggu (30/4/2017).
Diketahui, peristiwa tersebut terjadi ketika Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan buruh migran di Hongkong,
"Tidak benar anggota kami merampas dan membentak warga Indonesia yang akan menyerahkan surat atau dokumen tersebut," ujar Suhartono berdasarkan keterangannya, Senin (1/5/2017).
Suhartono menyampaikan Paspampres telah melakukan tugasnya dengan benar dan sesuai dengan prosedur pengamanan VVIP.
Karena menyangkut keamanan, Suhartono mengatakan anggotanya harus memastikan setiap barang yang akan diserahkan kepada Presiden Jokowi harus diperiksa terlebih dahulu.
Baca: Jokowi Temui Masyarakat Indonesia di Hongkong
"Prosedurnya adalah dilaksanakan terlebih dahulu pemeriksaan terhadap berbagai bentuk barang pemberian untuk Presiden dan setelah diyakini aman, maka barang-barang tersebut diberikan pada Presiden melalui Ajudan Presiden," ucap Suhartono.
Hal tersebut, lanjut Suhartono, juga berkaitan dengan semua dokumen baik berupa buku, surat, dan juga karangan bunga yang diserahkan saat acara kemarin.
"Barang-barang tersebut diterima anggota Paspampres yang berada di tempat acara, kemudian dilakukan pemeriksaan. Setelah dipastikan keamanannya, baru diberikan kepada Presiden melalui Ajudan Presiden," kata Suhartono.
Saat ini, Suhartono mengungkapkan berbagai macam surat, buku, dan karangan bunga serta berbagai bentuk pemberian yang diberikan kepada Presiden dari acara kemarin telah berada di tangan Presiden.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan ribuan buruh migran Indonesia di Hongkong, kemarin.
Dalam pertemuan tersebut, diberitakan buruh migran mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan saat ingin menyampaikan unek-uneknya yang tertuang di dalam sepucuk surat untuk Presiden.