News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Ahok

Ahok Dipenjara, Megawati: Saya Terenyuh, Kesedihan yang Tidak Bisa Diungkapkan

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PDIP

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri trenyuh melihat banyaknya warga yang bersimpati atas penahanan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Megawati juga mengaku sedih atas kondisi yang dihadapi petahana yang diusung PDIP di pilgub DKI 2017.

"Saya terenyuh. Sebuah kesedihan yang tidak bisa diungkapkan," kata Megawati saat meresmikan Kantor DPD PDIP Nusa Tenggara Barat di Kota Mataram, Rabu (10/5/2017).

Mega menyatakan, banyaknya warga yang datang ke lembaga pemasyarakatan untuk melihat Ahok, membuktikan jika Ahok memang dicintai rakyat.

Sejumlah ibu juga menanyakan nasib anak-anak mereka yang selama ini menikmati sekolah gratis yang disediakan Pemprov DKI.

Mega lalu mengkaitkan soal kepemimpinan. Dia menegaskan mencari seorang pemimpin itu tidak gampang.

"Ternyata mencari pemimpin yang dicintai itu tidak gampang," ujar Presiden ke-5 RI itu.

Menurut Mega, dirinya juga sering ditanya mengapa memilih Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

"Kenapa ibu memilih dia (Ahok)? Karena saya mau mempunyai pemimpin rakyat, pemimpin pemerintahan, bukan pemimpin agama," katanya.

Mega pun melanjutkan ceritanya saat menyaksikan sidang vonis Ahok.

"Kemarin diputuskan, disuruh masuk langsung (lapas). Tapi yang saya lihat apa? Koneksitas antara mereka yang mencintai dengan yang dicintai rakyatnya. Rakyat DKI datang," katanya.

Aksi meminta Ahok dibebaskan bergulir sejak mantan Bupati Belitung Timur itu digiring ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta.

Aksi serupa juga dilakukan di kota-kota lain di antaranya di Yogyakarta dan Manado. Aksi tetap berjalan ketika Ahok dipindahkan ke Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Pada Kamis (11/5/2017) siang, pendukung Ahok kembali datang ke depan Mako Brimob Kelapa Dua.

Di antaranya sekelompok perempuan menamakan kelompoknya Mami-Mami Cantik (Macan).

Evi Samosir, koordinator kelompok itu mengatakan, Macan hadir untuk mendukung dan memberi semangat untuk Ahok.

"Menghibur Pak Ahok semoga semangat di dalam (Rutan)," katanya.

Kelompok itu membawa sekitar 150 roti untuk diberikan kepada para pendukung yang telah berada di depan Mako Brimob.

"Ini bawa 150 roti, sebagian dibawa untuk Pak Ahok sebagian untuk pendukung Ahok lainnya," tambahnya.

Evi berharap penangguhan penahanan Ahok dapat dikabulkan.

"Semoga Pak Ahok segera dibebaskan," katanya.

Massa pendukung Ahok juga beraksi di depan Gedung Pengadilan Tinggi DKI Jakarta di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Mereka menuntut penangguhan penahanan bagi Ahok

Hal ini mengundang keprihatinan Komisi Yudisial (KY).

KY meminta agar massa pendukung berhenti menggelar aksi unjuk rasa di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

"Hentikan semua tindakan-tindakan yang mengintervensi hakim maupun pengadilan, karena itu jelas merendahkan kehormatan, keluhuran martabat hakim maupun peradilan Indonesia," papar Juru Bicara KY, Farid Wajdi, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/5/2017).

KY mengimbau agar masyarakat menggunakan proses hukum formil sebagai mana yang diautur jika ingin meminta penangguhan penahanan Basuki.

Menurut Farid, Basuki bisa menempuh upaya banding jika tidak puas pada putusan pengadilan tingkat pertama.

Jika ada dugaan pelanggaran hakim yang memutus perkara Basuki, maka bisa dilaporkan ke KY terkait Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.

"Mengimbau kembali semua pihak untuk menghormati proses dan putusan hakim," pinta Farid. (fap/eri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini