TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amirudin mengungkapkan alasan publik masih mengingat sejarah kelam reformasi Mei 1998.
Hal itu disebabkan persoalan tersebut sampai saat ini belum selesai.
"Kenapa kita enggak move on dari sejarah kelam 65 dan 98? karena belum tuntas, orang enggak bisa move on kalau masalah belum tuntas," kata Mariana dalam diskusi 'Perempuan di Lintasan Sejarah Reformasi 98' di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Jumat (12/5/2017).
Mariana lalu menceritakan sejarah pembentukan Komnas Perempuan yang lahir dari pergerakan politik 1998.
Komnas Perempuan pernah mengundang Presiden ke-3 RI BJ Habibie mengenai pengusutan peristiwa 1998.
"Kita sudah kehilangan cara mengingatkan pemerintah Jokowi-JK bahwa kasus Mei jangan mentok di Kejaksaan Agung," kata Mariana.
Ia menuturkan BJ Habibie sebagai pelaku sejarah pernah membentuk tim gabungan pencari fakta.
Dalam presentasi tim gabungan pencari fakta terungkap kasus pemerkosaan terhadap perempuan.
Akhirnya, Komnas Perempuan menitipkan catatan kepada BJ Habibie yang akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Sebab, BJ Habibie meminta Komnas Perempuan memberikan data korban sehingga bisa disampaikan kepada Presiden Jokowi.
"Kami manfaatkan untuk mendesak Presiden Jokowi, supaya Jokowi membuntuk komite adhoc melanjutkan penyelidikan, enggak usah bikin dari Jaksa Agung dan Komnas HAM," kata Mariana.
Diketahui, adanya kebenaran telah terjadi peristiwa serangan seksual yang umumnya dialami perempuan Indonesia etnis Tionghoa.
Sebagian besar TGPF melaporkan serangan seksual tersebut dalam bentuk gang rape yang dilakukan secara brutal.
"Ditemukan bahwa peristiwa pemerkosaan dilakukan dimana-mana dalam waktu bersamaan," kata Mariana.
Mariana mengungkapkan terdapat 85 kasus kekerasan seksual yang ditemukan didalamnya terdapat 52 gang rape, 14 perkosaan dengan penganiayaan, 10 hanya dengan penganiayaan dan 9 korban pelecehan seksual.
Berbagai acara digelar dalam peringatan Tragedi Kerusuhan Mei 1998 di Taman Ismail Marzuki.
Acara tersebut antara lain pameran foto aksi Mei 1998, lalu pemutaran film Gerakan Mahasiswa 1998 dan Doa Bersama dan Aksi 1000 lilin untuk para korban Tragedi Kerusuhan Mei 98.