TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) mengadakan serangkaian kegiatan yang menjadi puncak agenda PISPI di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ketua Panitia kegiatan Muhammad Adnan Anwar menyampaikan bahwa kegiatan Perhimpunan Mahasiswa Pertanian Indonesia yang diselenggarakan di Hotel Novotel Makassar ini terdiri dari tiga rangkaian kegiatan berupa seminar, call of papper dan rembug.
"Sebanyak 45 judul telah diterima panitia dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan beberapa lembaga riset untuk kegiatan call of paper terkait persoalan dan perspektif untuk meningkatkan daya pikat dan ketertarikan generasi muda tuk berwira usaha dan berkecimpung di agribisnis," kata Adnan, Jumat (13/5/2017).
Ketua BPW PISPI Sulawesi Selatan Dr.Suwardi Bakri menyampaikan dasar pemikiran diselenggarakannya rembug dan menekankan pada aspek demografi dan struktur umur angkatan kerja di sektor pertanian yang banyak diisi orang tua, 62% tenaga kerja disektor pertanian berusia lebih dari 45 tahun.
"Lebih dari 70% pada tahun 2045 komposisi demografi Indonesia, usia produktif angkatan kerja," kata Suwardi.
Baca: PISPI dan IDI Masuk Kampus Menginspirasi Mahasiswa
World Bank telah melakukan kajian dan rekomendasi berdasarkan tipe negara antara lain pre-dividend, early-dividend, late-dividend, dan post dividend.
Kategori late-dividend ini menekankan pada percepatan pembukaan lapangan kerja produktif untuk mengantisipasi pertumbuhan populasi dan menikmati bonus demografi di masa mendatang.
Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan dalam sambutannya yang diwakili Asisten II mengapresiasi Sulsel menjadi tempat pelaksanaan rembug PISPI karena pertanian Sulawesi Selatan adalah pilar pembangunan pertanian nasional.
Tercatat ada 21 propinsi di Indonesia yang sebagian berasnya di supply dari hasil produksi beras Sulawesi Selatan. Presiden Jokowi pun menyampaikan pesan dan harapan agar Sulsel terus menjaga produksi pertaniannya
Sementara itu Catur Budi Harto selaku Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI yang juga Bendahara Umum PISPI merespon dan mengajak Sarjana-sarjana pertanian melalui PISPI untuk mendukung dan memanfaatkan program pemerintah.
"Saat ini ada program Perhutanan Sosial dan Kartu Tani yang bisa digunakan dan sangat membantu bagi yang mau usaha tani dengan memanfaatkan tanah-tanah terlantar milik BUMN," katanya.
Selaku direktur BNI dia juga mengajak PISPI Jateng, PISPI Jatim dan PISPI Jabar untuk verifikasi dan penyaluran kartu tani terkait berubahnya kebijakan kepada penerima.
"Program kartu tani dan perhutanan sosial. Jangan takut dan ragu untuk menjadi pengusaha pertanian. Seluruh BUMN bersinergi dan bersatupadu untuk membangun dan membantu sektor pertanian," katanya.
Ketua BPP PISPI, Kamhar Lakumani menegaskan kesiapan PISPI untuk menjadi penggerak dan pendorong tumbuh kembangnya pelaku usaha agribisnis.
Apalagi, menurut Kamhar, ada peluang akses perbankan, utamanya bank pelat merah yang mendapatkan mandat pemerintah bersama BUMN lainnya untuk membantu pertanian.
"Ini adalah peluang yang mesti dimanfaatkan sebagai antisipasi dan upaya mewujudkan Indonesia emas 2045 dengan memanfaatkan bonus demografi yang jika diabaikan bisa menjadi beban demografi,' ujar Kamhar.