TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto enggan berkomentar mengenai Habib Rizieq Shihab yang urung menjalani proses hukum dan memilih mencari perlindungan di luar Indonesia.
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu terseret dalam kasus"chat" WhatsApp diduga berkonten pornografi.
Saat diwawancarai oleh sejumlah wartawan usai diskusi 'Memperteguh Keindonesiaan' di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2017), Wiranto menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia melalui penerbitan Perppu.
Namun, ia tidak menjawab ketika seorang wartawan meminta komentarnya mengenai keberadaan Rizieq Shihab.
Baca: Ketua Umum MUI Maruf Amin Imbau Rizieq Shihab Patuhi Hukum
Dia memilih untuk berjalan menjauhi kerumunan wartawan dan beralasan harus segera pergi untuk menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
"Minggir dulu ya, saya sudah selesai," ujar Wiranto.
Beberapa wartawan mencoba untuk mewawancarai Wiranto yang berjalan menuju mobilnya.
Akan tetapi, Wiranto tetap bungkam.
Setelah berjalan agak jauh dari kerumunan wartawan, Wiranto sempat berhenti dan berbincang dengan Menkominfo Rudiantara beberapa saat, sebelum kembali melangkah menuju mobil dinasnya.
Kedekatan
Wiranto dan Rizieq diketahui memiliki kedekatan.
Wiranto pernah menyebutkan, dia dan Rizieq sudah menjalin persahabatan sejak sebelum reformasi 1998.
Pernyataan itu dia ungkapkan usai pertemuannya dengan Rizieq Shihab pada Kamis (9/2/2017) di rumah dinasnya, Jalan Denpasar Nomor C3/9, Kuningan, Jakarta Selatan.
"Tamu yang datang ke rumah saya ini teman-teman lama. Utamanya Habib Rizieq," ujar Wiranto seusai pertemuan.
Baca: Pengacara: Kasus Habib Rizieq Digulirkan Karena Ada yang Kecewa Ahok Masuk Penjara
Rizieq tidak sendirian. Ia didampingi oleh sejumlah tokoh di Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).
Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir termasuk di dalamnya.
Datang sekitar pukul 15.30 WIB, Rizieq dan kawan-kawan memaparkan apa yang akan dilaksanakan mereka di pusat Jakarta pada 11 Februari 2017.
Sementara itu, pada Selasa (16/5/2017) kemarin, Kapitra Ampera, kuasa hukum Rizieq Shihab, mengatakan, kliennya berkomunikasi dengan banyak pihak yang berseberangan dengannya dalam Pilkada DKI.
Sebab, Rizieq meyakini ia dikriminalisasi atas kekalahan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI.
Kapitra mengatakan, Rizieq sudah menemui Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Polri dan Menko Polhukam Wiranto.
Penulis: Kristian Erdianto