Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengingatkan para pelaku penerbangan nasional untuk mewaspadai sebaran abu vulkanik akibat dari peristiwa alam gunung meletus.
"Saya ingatkan kepada semua insan penerbangan, terutama para pilot dan ATC, para General Manager, serta Kepala Bandara agar mewaspadai sebaran abu vulkanik ini," ujar Agus dalam keterangannya, Sabtu (20/5/2017).
Hal ini karena debu vulkanik halus tersebut bisa tersedot ke dalam mesin pesawat dan menyebabkan mesin pesawat rusak atau terbakar.
Selain itu, sebaran abu yang pekat di sekitar bandar udara juga bisa menyebabkan jarak pandang menjadi pendek dan terbatas. Dua hal ini bisa menyebabkan keselamatan penerbangan terganggu.
"Sebelum melakukan operasional penerbangan, harus selalu meminta data dan pertimbangan dari BMKG setempat. Jangan memaksakan untuk terbang jika memang keadaan tidak memungkinkan," kata Agus.
Agus menegaskan bahwa keselamatan penerbangan adalah hal yang utama. Para pelaku operasional penerbangan harus berani menolak jika ada pihak-pihak yang memaksakan kehendak yang tidak sesuai dengan keselamatan penerbangan.
Terkait dengan abu vulkanik ini, para pelaku penerbangan harus berani menolak untuk terbang jika dari data dan informasi yang resmi menyatakan penerbangan tersebut tidak terjamin keselamatannya.
"Sedangkan bagi pesawat yang sudah terbang, pilot harus selalu berkoordinasi dengan pihak ATC untuk memberitahu jalur udara (airways/ ATS Route) yang aman dari sebaran abu vulkanik tersebut," ujar Agus.
Agus juga menghimbau kepada segenap penumpang pesawat untuk maklum jika terjadi keterlambatan penerbangan akibat peristiwa alam ini.
"Kepada penumpang pesawat, kami sampaikan agar bersabar dan memaklumi untuk menunggu sampai keadaan cuaca kondusif aman untuk penerbangan demi keselamatan bersama," kata Agus.
Bagaimanapun, kata Agus, sesuai arahan Menhub Budi Karya Sumadi, tidak boleh mentolerir semua kemungkinkan dan celah yang akan berimplikasi dengan keselamatan penerbangan.
"Kita harus selalu jalankan prinsip zero tolerance untuk kepentingan keselamatan dan keamanan penerbangan," ucap Agus.
Agus juga menyatakan bahwa maskapai penerbangan dan pengelola bandara harus memberikan pelayanan kepada penumpang sesuai dengan aturan yang berlaku.