TRIBUNNEWS.COM - Berbagai komentar bernada sindiran dari netizen mewarnai linimasa media sosial.
Komentar itu terlontar menyusul pernyataan Sandiaga Uno yang mengaku tidak kenal dengan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.
Sandiaga diperiksa sebagai saksi terkait dugaan korupsi dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran 2009-2011.
Untuk diketahui, Sandiaga mengatakan hal tersebut saat memenuhi pemanggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (23/5/2017).
"Saya tidak kenal dengan Pak Nazaruddin, saya tidak berkomunikasi dengan Beliau," kata Sandiaga sebelum diperiksa sebagai saksi di Gedung KPK Jakarta, seperti dikutip dari Kompas.com.
Komentar Sandiaga itupun banyak mendapatkan reaksi dari netizen.
Mereka cenderung meragukan pernyataan Sandiaga mengingat sepek terjangnya dalam dunia bisnis.
Berikut komentar netizen:
@anandyalina Sandiaga kan pernah jadi komisaris DGI. DGI dapat proyek, terus ada fee, terus fee itu dibeliin saham oleh Nazarudin. Pencucian uang?
@Jayabay19479190 Kesaksian Nazarudin dlm persidangan bisa menjadi pintu masuk penyelidikan Sandiaga Uno. Sandiaga Uno juga pernah menjadi Komisaris PT. DGI
@lycalya btw sandiaga uno paska diperiksa kpk, bilang ke wartawan mengaku gak kenal nazarudin mantan bendahara demokrat. oke oce.
@ahmadapt Jadi inget, waktu doi nyerobot jalur busway;
Malah nyalahin sopir dan patwal
@diyahaudya Sama2 pengusaha kelas kakap biasanya saling kenal. Berarti ini gak biasanya..
@Hape68245916 @kompascom Hahahaha..lucunya ngalah2in standup comedy
KPK Dalami Pertemuan Sandiaga dan Nazaruddin
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan pihaknya akan mendalami pertemuan antara Sandiaga Uno dengan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin.
Pertemuan itu terkait proyek di PT Duta Graha Indah, dimana Sandiaga Uno pernah menjabat sebagai Komisaris dan sering mendapat proyek dari bos Permai Grup, Nazaruddin.
Kini penyidik KPK tengah mengusut praktek korupsi dalam proyek yang dikerjakan antara relasi PT DGI dan Permai Grup.
"Soal apakah ada kaitan Nazaruddin dengan pihak lain (termasuk Sandiaga Uno), tentu akan kami gali lebih jauh karena kasus ini masih penyidikan," ucap Febri, Selasa (23/5/2017) di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dari belasan proyek yang diberikan Permai Grup, dua kasus berproses di KPK karena ditemukan indikasi korupsi. Pertama dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlet dan gedung serba guna Pemprov Sumsel.
Kedua dugaan korupsi pembangunan RS Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan Pariwisata, Universitas Udayana tahun 2009-2011.
Bahkan dalam persidangan, Nazaruddin mengakui sempat bertemu dengan Sandiaga Uno bersama mantan ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.
Pertemuan ini dilakukan untuk membahas proyek pemerintah agar dikerjakan oleh PT DGI. Pada awak media, Sandiaga Uno membantah mengenal Nazaruddin.
Bahkan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih itu mengklaim tidak pernah menjalin komunikasi apapun dengan Nazaruddin. Melainkan Sandiaga Uno hanya mengaku mengenal Anas sebagai kolega.
Hari ini, Sandiaga Uno diperiksa untuk tersangka mantan Direktur Utama PT Duta Graha Indah, Dudung Purwadi (DPW) yang adalah mantan anak buahnya.
Dalam dakwaan Nazaruddin, setidaknya ada belasan proyek dari Permai Grup yang dikerjakan oleh PT DGI, diantaranya pembangunan gedung Universitas Udayana, Universitas Mataram dan Universitas Jambi.
Ada juga pembangunan RS Indpeksi Tropis Surabaya, RSUD Ponorogo, Paviliun RS Adam Malik Medan, RSUD Sungai Daerah Kab Darmasraya, Gedung Cardiac RS Adam Malik Medan, dan lainnya.
Atas proyek-proyek itu, Nazaruddin mendapat uang Rp 23,1 miliar. Kini PT DGI telah berganti nama menjadi PT Nusa Konstruksi Enjiniring.
Febri menambahkan penyidik tidak akan berhenti hanya pada dua pengusutan kasus. Menurutnya tidak menutup kemungkinan proyek lainnya juga ditelusuri guna mendalami adanya indikasi korupsi maupun suap.
"Saat ini kami masih fokus pada dua proyek. Apakah ada proyek lain yang juga kami telusuri, itu tidak tertutup kemungkinan," tambah Febri. (Wahid N/Theresia F)