News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Wisma Atlet

Sandiaga Uno Bilang tak Kenal Nazaruddin, Tapi KPK Punya Data Pertemuan Mereka

Penulis: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno tiba di gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan, di Jakarta, Selasa (23/5/2017). Sandiaga diperiksa sebagai saksi saat menjabat sebagai komisaris di PT Duta Graha Indah untuk tersangka Dudung Purwadi dalam kasus dugaan korupsi pembangunan RS Pendidikan Udayana tahun anggaran 2009-2011 serta pembangunan wisma atlet dan gedung serba guna Pemprov Sumsel 2010-2011. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan Sandiaga Uno yang mengaku tidak kenal dengan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin menjadi pembicaraan hangat netizen di media sosial.

Untuk diketahui, Sandiaga diperiksa sebagai saksi terkait dugaan korupsi dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran 2009-2011.

Saat memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (23/5/2017),  Sandiaga mengatakan bahwa ia tak mengenal Nazaruddin.

"Saya tidak kenal dengan Pak Nazaruddin, saya tidak berkomunikasi dengan Beliau," kata Sandiaga sebelum diperiksa sebagai saksi di Gedung KPK Jakarta, seperti dikutip dari Kompas.com.

Sandiaga Uno (Theresia Felisiani/Tribunnews.com)

Namun ternyata data yang dimiliki KPK ternyata menunjukkan bahwa Sandiaga pernah menjalin komunikasi dengan Nazaruddin.

Pertemuan itu terkait proyek di PT Duta Graha Indah, dimana Sandiaga Uno pernah menjabat sebagai Komisaris dan sering mendapat proyek dari bos Permai Grup, Nazaruddin.

Alhasil, pertemuan Sandiaga-Nazaruddin itu akan didalami KPK.

Hal itu disampaikan juru bicara KPK, Febri Diansyah.

Kini penyidik KPK tengah mengusut praktek korupsi dalam proyek yang dikerjakan antara relasi PT DGI dan Permai Grup.

"Soal apakah ada kaitan Nazaruddin dengan pihak lain (termasuk Sandiaga Uno), tentu akan kami gali lebih jauh karena kasus ini masih penyidikan," ucap Febri, Selasa (23/5/2017) di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.

Febri Diansyah (KOMPAS IMAGES)

Fakta tersebut memancing komentar netizen di media sosial.

Banyak dari mereka yang memberikan dukungannya untuk KPK.

Ada pula yang mengkritik pernyataan Sandiaga.

@sudinismail4 KPK harus tunjukkkan Taringnya ..... Rakyat mendukung @KPK_RI secara penuh ...

@ateng_forever kenal tp gak ngaku sih langkah bodoh, bikin makin curiga

@Comment_25 Kalau sandi punya uang trilliunan.rasanya mustahil tdk kenal Nazarudin?sdh hukumnya di Indonesia.

@PaulusPamungkas boleh aja ga ngaku kenal, pembuktiannya di pengadilan

@PremanAnfield93 Tak kenal maka tak transfer...

@St_Aboe bentar lagi ada yg komen " move on"

Dua Indikasi Korupsi
Dari belasan proyek yang diberikan Permai Grup, dua kasus berproses di KPK karena ditemukan indikasi korupsi. Pertama dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlet dan gedung serba guna Pemprov Sumsel.

Kedua dugaan korupsi pembangunan RS Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan Pariwisata, Universitas Udayana tahun 2009-2011.

Bahkan dalam persidangan, Nazaruddin mengakui sempat bertemu dengan Sandiaga Uno bersama mantan ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Pertemuan ini dilakukan untuk membahas proyek pemerintah agar dikerjakan oleh PT DGI. Pada awak media, Sandiaga Uno membantah mengenal Nazaruddin.

Bahkan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih itu mengklaim tidak pernah menjalin komunikasi apapun dengan Nazaruddin. Melainkan Sandiaga Uno hanya mengaku mengenal Anas sebagai kolega.

Hari ini, Sandiaga Uno diperiksa untuk tersangka mantan Direktur Utama PT Duta Graha Indah, Dudung Purwadi (DPW) yang adalah mantan anak buahnya.

Dalam dakwaan Nazaruddin, setidaknya ada belasan proyek dari Permai Grup yang dikerjakan oleh PT DGI, diantaranya pembangunan gedung Universitas Udayana, Universitas Mataram dan Universitas Jambi.

‎Ada juga pembangunan RS Indpeksi Tropis Surabaya, RSUD Ponorogo, Paviliun RS Adam Malik Medan, RSUD Sungai Daerah Kab Darmasraya, Gedung Cardiac RS Adam Malik Medan, dan lainnya.

Atas proyek-proyek itu, Nazaruddin mendapat uang Rp 23,1 miliar. Kini PT DGI telah berganti nama menjadi PT Nusa Konstruksi Enjiniring.

Febri menambahkan penyidik tidak akan berhenti hanya pada dua‎ pengusutan kasus. Menurutnya tidak menutup kemungkinan proyek lainnya juga ditelusuri guna mendalami adanya indikasi korupsi maupun suap.

"Saat ini kami masih fokus pada dua proyek. Apakah ada proyek lain yang juga kami telusuri, itu tidak tertutup kemungkinan," tambah Febri. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini