- Segera menjauh dari lokasi ledakan, hubungi nomor telepon 110
- Jika ada korban cedera, dapat dipertimbangkan untuk ditolong.
- Tunggu kedatangan tim Gegana yang mensterilkan lokasi.
- Laporkan ke tim Gegana jika melihat barang yang mencurigakan. Jangan coba-coba mengambil atau membukanya.
Rudi yang pernah menjabat sebagai Komandan Densus 88 di Polda Metro Jaya mengatakan hal itu menjadi prosedur standar karena rentan terjadinya ledakan susulan.
"Saya pernah jadi Kapolres Poso, itu bom Tentena ledakannya dua kali, sama seperti kejadian Kampung Melayu. (Lokasinya di) dekat pos polisi, ledakan pertama kecil, ledakan kedua pas polisi kumpul besar", kata Rudi.
Ledakan bom panci tersebut menewaskan lima orang, tiga di antara mereka polisi dan dua lainnya diduga sebagai pelaku ledakan.
Sejumlah serangan di Indonesia, sebut Rudi, kerap menyasar polisi sebagai target.
Sayangnya, bahkan polisi pun acap melupakan prosedur standar keselamatan.
"Sebenarnya SOP sudah diterapkan dimana-mana, tapi masyarakat bahkan polisi juga lupa. Pak Kapolri juga sudah mengingatkan karena menargetkannya polisi. Selalu diingatkan, selalu diingatkan, tapi lupa juga kalau ada ledakan", kata Rudi yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT ini.
Kultur dan validasi sosial
Lantas, mengapa masyarakat Indonesia cenderung mendekat ke lokasi serangan alih-alih menjauh mencari keselamatan?
Ahli psikologi dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk menjelaskan ada beberapa kemungkinan hal itu terjadi.
Pertama, masyarakat Indonesia berada dalam kultur komunal, bukan individualis.
"Masyarakat Indonesia selalu suka mengukur segala sesuatu dengan bagaimana reaksi orang di sekitar (komunal). Di satu isi ini sangat baik, orang lebih peduli dengan sekitarnya. Tapi di sisi lain, kebutuhan untuk tahu lebih banyak, jauh lebih tinggi di banding dengan masyarakat individualis", terang Hamdi.
"Masyarakat individualis dengan struktur negara yang sudah teratur cenderung mencari informasi dengan mencari di jalur resmi karena percaya dengan struktur: misalnya berita, televisi, koran dan sebagainya", lanjut Hamdi.