TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nuansa keberagaman Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika terlihat pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di halaman Gedung Pancasila, Gambir, Jakarta, Kamis (1/6/2017) pagi.
Para jajaran menteri kabinet kerja menggunakan pakaian adat dari daerah masing-masing, salah satunya Menpora Imam Nahrawi yang menggunakan baju Sakera sebagai ciri khas dari Madura, Jawa Timur.
Dengan mengenakan baju serta celana hitam longgar dengan kaos garis-garis merah putih dengan dilengkapi tutup kepala, kain sarung, dan ikat pinggang, Menpora bersama jajaran menteri lainnya terlihat begitu khidmat mengikuti jalannya proses upacara.
Presiden Jokowi dan JK sendiri pada upacara itu juga menggunakan pakaian adat khas Betawi dengan motif warna hitam
Presiden Joko Widodo yang bertindak sebagai Ispektur Upacara menegaskan bahwa Pancasila perlu lebih didalami, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Upacara ini merupakan peringatan Hari Lahir Pancasila yang pertama kalinya. Upacara ini meneguhkan komitmen kita bersama agar kita lebih mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarat, sebagai dasar berbangsa dan bernegara," kata Presiden dalam amanatnya.
Pancasila harus diletakkan sebagai perajut persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa kita bangsa majemuk penuh keberagaman dan perbedaan.
"Harus diingat bahwa kodrat Bangsa Indonesia adalah kodrat keberagaman, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote adalah keberagaman, meski berbeda-beda bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah Bhinneka Tunggal Ika kita Indonesia," tambah Presiden.
Diakhir amanatnya, Presiden menggarisbawahi perlunya terus menjaga perdamaian, persatuan,dan persaudaraan. Mengedepankan sikap santun, saling bantu, saling toleran, dan bergotong royong demi kemajuan Indonesia. Ikrar yang menjadi jati diri bangsa dikumandangkan.
"Selamat Hari Lahir Pancasila, kita Indonesia kita Pancasila, semua anda Indonesia semua anda Pancasila, saya Indonesia saya Pancasila," akhir amanat Presiden yang disambut tepuk tangan gemuruh peserta upacara.
Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi seusai mengikuti jalannya upacara menyampaikan bahwa Pancasila perlu selalu dirawat dan dijaga karena didalamnya ada ruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kita hidup di rumah yang dimana Pancasila menjadi pondasi, Pancasila telah menaungi kita semua, Pancasila meenjadi pintu, jendela, dan Pancasila yang membuat kita aman, nyaman, dan damai. Karenanya Pancasila harus menjadi ruh, semangat, dan bagian nadi kehidupan kita sebagai Bangsa Indonesia" kata Menpora.
Sehubungan dengan baju adat Madura yang dikenakan, Menpora menyampaikan bahwa ini pakaian khas adat Madura.
"Karena diundangan disebutkan berpakaian adat daerah dan saya berasal dari Bangkalan Madura maka saya berpakaian seperti ini, lebih dari itu sebagai wujud kebanggaan dan komitmen merawat kebhinnekaan dengan tetap mengedepankan kebersamaan serta menjaga persatuan dan kesatuan," tambahnya.
Adapun kepada seluruh pemuda dan atlet yang menjadi bagian anak bangsa, Menpora berpesan cintailah Pancasila dan khazanah kekayaan budaya sekaligus tradisi yang kita miliki karena ini semua karya besar yang ditorehkan para pahlawan kita, menjaga tradisi itu bagian jariyah untuk masa depan.
Pada upacara kali ini bertindak sebagai pembaca teks Pancasila adalah Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, pembacaan Kepres No. 24 /2016 tentang Hari Lahir Pancasila oleh Menkum HAM Yasonna H. Laoly, serta pembacaan doa oleh Menag Lukman Hakin Saefuddin, dan selanjutnya menjadi agenda resmi kenegaraan setiap tanggal 1 Juni.