News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Parlemen

Bhinneka Tunggal Ika Diuji, Ini Ajakan Presiden Kepada Masyarakat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/6/2017).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kodrat bangsa Indonesia adalah kodrat keberagaman. Takdir Tuhan untuk Tanah Air Indonesia adalah keberagaman.

Dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas sampai Rote adalah keberagaman. Berbagai etnis, berbagai bahasa lokal, berbagai adat istiadat, berbagai agama, kepercayaan serta golongan bersatu padu membentuk Indonesia.

“Itulah Bhinneka Tunggal Ika kita, Indonesia. Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita, selalu mengalami tantangan. Kebinekaan kita selalu diuji,” kata Sekretaris Jenderal DPD RI Sudarsono Hardjosoekarto membacakan pidato Presiden Joko Widodo, saat menjadi pembina upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/6/2017).

Upacara yang baru digelar untuk pertama kalinya ini dihadiri oleh Sekjen DPR RI Achmad Djuned dan Sekjen MPR RI Ma’ruf Cahyono, Kepala Badan Keahlian DPR RI Johnson Rajagukguk, Inspektur Utama DPR RI Setyanta Nugraha, hingga pejabat dan karyawan di lingkungan Setjen DPR, MPR dan DPD.

Sudarsono menambahkan, saat ini ada pandangan dan tindakan yang selalu mengancam Indonesia. Ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi lain selain Pancasila.

Semua itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial, oleh berita bohong, oleh ujaran kebencian yang tidak sesuai dengan bangsa Indonesia.

“Kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme dan konflik sosial, yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah-masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri ini,” jelas Sudarsono.

Dengan Pancasila, Indonesia adalah rujukan masyarakat internasional untuk membangun kehidupan yang damai, yang adil, yang makmur di tengah kemajemukan dunia.

Untuk itu, Presiden mengajak peran aktif para ulama, ustad, pendeta, pastur, biksu, pedanda, pendidik, budayawan, pelaku seni, pelaku media, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pancasila.

“Pemahaman dan pengamalan Pancasila harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan, dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila,” tambah Sudarsono.

Sudarsono memastikan, komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah, salah satunya melalui telah diundangkannya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan.

Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.

“Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran, dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan,” tegas Sudarsono.

Selain itu, tidak ada pilihan lain, kecuali seluruh lapisan masyarakat harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong, dan toleran. Tidak ada pilihan lain kecuali harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat di mata internasional.

Presiden juga meminta kepada masyarakat untuk waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila.

Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang anti-Pancasila, anti-UUD 1945, anti-NKRI, anti-Bhinneka Tunggal Ika.

Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia.

“Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu bergotong royong demi kemajuan Indonesia. Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita Indonesia. Kita Pancasila. Semua Anda Indonesia, semua Anda Pancasila. Saya Indonesia. Saya Pancasila,” kata Sudarsono menutup pidato Presiden Jokowi yang juga disebar ke seluruh wilayah Indonesia itu. (Pemberitaan DPR RI)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini