TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perusahaan reparasi pesawat, Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia membenarkan Yoki Pratama Windyaryo (21) pernah bekerja di perusahaan milik maskapai Garuda Indonesia tersebut.
Namun yang bersangkutan sudah tidak lagi menjadi karyawan kontrak, karena bolos lebih dari lima hari, dan secara otomatis mengundurkan diri.
Yoki adalah salah satu WNI yang saat ini menjadi buruan polisi Filipina. Ia diduga bergabung dengan salah satu organisasi pendukung ISIS di Marawi, Filipina Selatan.
GM Corporate Communication GMF, Farida Astrini mengatakan, Yoki telah bolos tanpa sebab mulai tanggal 24 Februari lalu.
"Karena ia menghilang begitu saja dan kami sudah mencarinya bersama keluarga, namun belum ditemukan, maka kami melaporkannya ke polisi pada Maret," kata Farida kepada Tribunnews.com, Jumat (2/6/2017).
Menurutnya, status Yoki saat itu adalah pegawai kontrak waktu tertentu (PKWT) sebagai engine maintenance atau perawatan mesin pesawat. Ia dikontrak selama enam bulan, bila kinerjanya bagus maka akan direkrut sebagai karyawan organik.
Namun baru dua bulan kerja, ia menghilang tanpa jejak. Dan kemudian muncul menjadi daftar pencarian orang di Filipina, terkait dengan organisasi pendukung ISIS di Marawi.
"Pada intinya sekarang GMF sudah tidak lagi bertanggungjawab terhadap yang bersangkutan, karena ia bukan lagi karyawan kontrak kami," ujarnya.
Yoki adalah alumnus Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang yang lulus pada 8 September 2016.
Pada Desember 2016, Yoki diterima bekerja di PT GMF AeroAsia, anak perusahaan PT Garuda Indonesia, yang bergerak di bidang pemeliharaan dan Perbaikan Organisasi (MRO) bisnis.