TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan ini, dunia maya tengah disemarakkan dengan gaung slogan 'Saya Indonesia, Saya Pancasila'.
Warganet pun berlomba-lomba menuliskan slogan tersebut dalam bentuk status di media sosial maupun foto yang diedit dengan tulisan slogan tersebut.
Siapa nyana, slogan tersebut juga memancing pro dan kontra, baik di kalangan masyarakat maupun pejabat.
Salah satu pejabat yang mengkritik slogan tersebut adalah mantan Ketua DPR RI Ade Komarudin alias Akom.
Akom menjelaskan kalimat tersebut sama saja mengartikan orang tersebut adalah Pancasila.
"Kalau saya Pancasila, saya bukan Ade Kommarudin dong," ujar Akom dalam diskusi tentang Kebhinekaan dan Persatuan Nasional, Jakarta, Jumat 2 Juni silam.
Tak hanya itu, Akom pun mendapatkan banyak pesan berantai mengenai 'Saya Indonesia Saya Pancasila' melalui media sosial dan aplikasi percakapan.
Akom pun bertemu para pemimpin redaksi media yang sepaham bahwa kalimat tersebut salah.
"Kemarin malam dikritik pertemuan para Pemred (Pemimpin Redaksi)," ujar Akom.
Politisi Golkar itu menjelaskan jika ingin membuat kalimat yang tepat maka 'Saya Indonesia, Saya Pancasilais'.
Makna dari kalimat tersebut pun berubah sehingga lebih tepat.
"Saya Pancasilais kalau ingin mengaku Pancasila," kata Akom.
Nah, pernyataan Akom itu ditanggapi oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf melalui akun jejaring sosial Instagram miliknya, @triawanmunaf.
Dalam tulisannya, Triawan Munaf menjelaskan alasan digunakannya slogan 'Saya Indonesia Saya Pancasila!', salah satunya untuk menyasar generasi muda.