TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Lingkaran Madani Ray Rangkuti memaparkan aksi persekusi yang kerap terjadi, karena para pelaku mencari alasan untuk tabayyun (klarifikasi). Padahal kata Ray dua hal tersebut berbeda.
"Mereka haluskan kata persekusi sebagai tabayyun. Padahal tabayyun itu mencari kebenaran," ujar Ray di diskusi IKANI, Jakarta, Minggu (4/5/2017).
Ray memaparkan jika aksi tabayyun harus mengintimidasi, maka pelaku sudah melakukan persekusi. Apalagi kata Ray oknum tersebut sudah memvonis bersalah terhadap seseorang.
"Tabayyun upaya mencari kebenaran suatu peristiwa dengan cara dialog. Tapi anda datang ke satu orang dan mengatakan dia salah itu bukan tabayyun," kata Ray.
Ciri-ciri orang yang melakukan persekusi kata Ray Rangkuti adalah memutuskan kesalahan atau kebenaran secara sendiri. Selain itu mereka memaksa orang tersebut untuk meminta maaf.
"Kalau persekusi mereka langsung bilang' Dia sudah pasti salah, dan harus minta maaf'," papar Ray.