News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Panglima TNI Ingatkan Aksi ISIS di Marawi Bisa Bangkitkan Kelompok Radikal di Tanah Air

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, membari sambutan pada acara Safari Ramadhan yang dihadiri 3.500 orang, terdiri dari Prajurit TNI-Polri, para Ulama dan masyarakat serta 1.000 anak Yatim Piatu, di Lapangan Apel Batalyon Para Raider 502/UY Brigif 18 Para Raider/2 Kostrad, Jabung Malang, Jawa Timur, Minggu (11/6/2017). (PUSPEN TNI)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut aksi kelompok teror Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) di Marawi, Filipina Selatan, bukan tidak mungkin bakal terjadi di tanah air.

Menurutnya, pemberontakan yang dilakukan milisi Maute juga berpotensi membangkitkan sel-sel tidur di Indonesia.

Apabila tidak ada langkah pencegahan, maka sel-sel tidur yang sudah terafiliasi dengan ISIS itu dapat melebur dan menjadi radikal.

"Ini yang perlu kita waspadai, kita tidak pernah dengar terjadi apa-apa di Marawi. Karena kita tidak bisa dengar sel-sel tidur yang sudah terbentuk dari awal," kata Gatot dalam sambutan buka puasa bersama insan pers di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (12/6/2017).

Dirinya khawatir jika lompatan konflik bersenjata di Marawi berpotensi membangunkan sel-sel tidur ISIS yang menurutnya ada di Tanah Air.

"Begitu dibangunkan sel-sel tidur ini akan langsung bergabung dengan kelompok radikal," kata Gatot.

Gatot menjelaskan, informasi intelijen menyebutkan bahwa kelompok radikal yang memiliki basis di Suriah dan Irak itu telah masuk ke sejumlah wilayah, seperti Kota Bitung, Sulawesi Utara, dan Pulau Morotai, Maluku Utara.

Sel-sel itu dalam kondisi tidur dan sangat mudah untuk dibangunkan. Bila sel ini terbangun maka akan ada sejumlah spot konflik di Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS.

Dikatakan Gatot dalam kondisi demikian negara harus kuat dan bisa menangani. Bila gagal menangani, Gatot mengaku khawatir akan ada intervensi negara lain dengan dalih bantuan kemanusiaan.

"Kita bisa berkaca dengan Afghanistan. Presiden Afghanistan pernah bercerita dulu negaranya damai. Begitu negara lain masuk, saya tidak bisa memberikan apa-apa," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini