TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Hidup memang serangkaian misteri yang menunggu untuk dipecahkan satu persatu.
Begitulah kiranya gambaran yang tepat untuk mengawali kisah heroik Sersan Satu (Sertu) Ratman, prajurit TNI yang berhasil menggagalkan aksi pemerkosaan yang dilakukan empat pemuda kepada satu siswi SMP di tepi hutan pinus Siregol, Purbalingga, Jawa Tengah.
Kisah itu berawal pada Jumat (16/6/2017). Sertu Ratman yang merupakan anggota Koramil 09 Karangreja, Kodim Purbalingga, Jawa Tengah mendapat Surat Perintah dari Danramil untuk menjadi Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Desa Danasari, Kecamatan Karangjambu.
Setelah mendapat SP itu, Sertu Ratman langsung mengunjungi desa terpencil yang akan menjadi medan tugasnya ke depan.
“Saya berangkat dari Koramil pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Kebetulan waktu itu hari Jumat, jadi saya sekalian shalat Jumat di sana,” ujar istri dari Fitri Purwati itu berkisah.
Selepas shalah jumat, Sertu Ratman tidak langsung pulang. Lulusan Secapa Bandung tahun 1993 itu terlebih dahulu berbincang-bincang dengan masyarakat untuk berkenalan sekaligus membangun silaturahim dengan perangkat desa setempat.
Menjelang sore, Sertu Ratman berpamitan pulang ke rumah di Desa Pekiringan, Kecamatan Karangmoncol.
Siapa sangka, hanya karena memilih rute memutar ketika pulang dinas, Sertu Ratman justru menjadi pahlawan penyelamat bagi seorang siswi SMP yang hendak dirudapaksa (diperkosa) di tepi hutan wingit Siregol.
“Waktu itu memang sengaja memutar. Niatnya sekalian ngabuburit, karena jaraknya jauh dari rumah,” katanya.
Ratman menjelaskan, aksi pencabulan terjadi siang bolong sekitar pukul 13.30 WIB.
Saat melewati sebuah gubuk yang dijadikan pos pantau Perum Perhutani, sepintas dia melihat ada dua sepeda motor terparkir di dalamnya.
“Karena curiga, saya berhenti dan memeriksa ke dalam gubuk, tapi tidak ada orang satupun,” kata Ratman.
Kecurigaan Ratman bertambah ketika mendengar suara gaduh dari belakang gubuk.
Dengan rasa penasaran, dia bergegas mengecek ke belakang gubuk. Tanpa diduga, Ratman mendapati empat orang pemuda tengah mengerumuni sosok wanita yang terbaring di atas tanah.
“Saya perhatikan sandalnya, ternyata itu seorang wanita. Tanpa pikir panjang saya langsung berlari dan menendang beberapa orang yang sedang meraba-raba gadis itu,” ujarnya.
Pria yang menerima tendangan Ratman tersungkur.
Ketiga rekan mereka sempat berhenti dan bertatap mata dengan Ratman yang berdiri tegap menantang keempat pemuda itu.
Entah karena melihat Ratman yang berseragam lengkap, keempat pemuda tersebut gentar, dan lari tunggang langgang menyelamatkan diri.
“Saya tantang mereka semua untuk berduel, tapi mereka langsung kabur. Saya tidak mengejar karena prioritas pertama saya menyelamatkan korban,” ungkapnya.
Setelah semua pemuda tersebut kabur, Ratman mencoba membangunkan korban yang terkapar tak berdaya di atas tanah.
Namun saat diangkat, korban yang baru-baru ini diketahui bernama NES (15) itu bahkan tidak mampu berdiri.
“Korban sempoyongan, dari baunya yang menyengat, diduga korban dicekoki miras terlebih dahulu sebelum diperkosa,” ujarnya.
Beberapa saat kemudian, satu-persatu penduduk sekitar yang kebetulan melintas ikut membantu dan mengejar para pelaku. Sementara korban diamankan oleh Ratman dan diantar ke rumah kerabatnya di Desa Kertanegara, Purbalingga.
Tidak butuh waktu lama untuk polisi membekuk keempat pelaku. Masing-masing pelaku yakni Andi Sutrisno (31) dan Jerry Setyawan (18) warga Desa/Kecamatan Kertanegara, Purbalingga.
Sementara dua pelaku lain yang masih di bawah umur, LUK (16) dan PANG (16), merupakan warga Desa Kalijaran, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.
Pria berperawakan tegap itu menjelaskan, kasus ini bukan kali pertama di lokasi tersebut. Sebelumnya, pada pertengahan Juli 2016, seorang anak berusia 16 tahun pernah diperkosa secara bergilir oleh tujuh pemuda di komplek hutan yang sama.
“Memang daerah itu sangat rawan. Selain sepi, di Hutan Siregol juga banyak perbukitan kecil yang strategis dan tersembunyi,” bebernya.
Ratman yang sehari-hari hidup dalam kesederhanaan ini berpesan, aksi heroiknya sebenarnya tidak perlu dilebih-lebihkan. Sebab, sudah selayaknya seorang prajurit TNI seperti dirinya peka terhadap kondisi sekitar.
Aksi Ratman itu sekaligus menunjukkan kepada masyarakat, bagaimana vitalnya peran TNI dalam stabilitas tatanan hidup masyarakat.
Berkat keberaniannya itu, Ratman mendapat tanda jasa berupa piagam penghargaan dari Komandan Korem 071 Wijayakusuma, Kolonel Inf Suhardi.
“Tidak memandang wilayah, tidak memandang latar belakang sosial. Seorang prajurit harus menjadi benteng pertama tatanan masyarakat dan hak akan keamanan semua warga negara,” ujar pria kelahiran Banyumas, 2 Oktober 1971 itu.
Penulis: Kontributor Purwokerto, M Iqbal Fahmi
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah di Balik Aksi Heroik Sertu Suratman yang Gagalkan Pemerkosaan Siswi SMP