TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam penggeledahan dari rumah SP (47), salah satu terduga pelaku penyerangan Markas Polda Sumatera Utara, ditemukan buku tulis berkonten kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Polda Sumatera Utara dilaporkan telah mengamankan pemilik percetakan yang memproduksi buku tersebut.
Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divisi Humas Polri Kombes Sulistyo Pudjo mengatakan, pemilik sebuah percetakan yang diamankan berinisial SY.
"Pemilik percetakan namanya SY," kata Pudjo, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/6/2017).
Saat ini, lanjut Pudjo, yang bersangkutan sedang diperiksa bersama sejumlah saksi lainnya. Peran SY dalam penyerangan Mapolda Sumut akan diketahui setelah pemeriksaan selesai.
"Nanti kita lihat. Setelah diperiksa lengkap dari saksi yang diperiksa. Apakah mereka itu turut membantu atau turut serta melakukan, nanti posisinya dilaporkan," ujar Pudjo.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Rina Sari Ginting membenarkan pemilik percetakan telah diamankan.
Rina menjelaskan, SY disebut mencetak khusus buku tulis yang didapat dari penggeledahan di rumah terduga teroris.
"Jadi buku tulis ini memang dicetak khusus. Nah, di bagian dalam tempat tulisan buku tulis untuk anak-anak (itu) banyak kalimat-kalimat yang berkaitan dengan ISIS," kata Rina.
Sebelumnya, polisi menyita bendera kelompok ISIS dalam penggeledahan yang dilakukan di rumah terduga penyerang Mapolda Sumatera Utara.
Bendera ISIS itu ditemukan di rumah pria berinisial SP, di Jalan Pelajar Ujung, Gang Kecil, Medan, Sumatera Utara.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, selain bendera ISIS, polisi menyita foto pimpinan ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi di rumah SP.
Selain itu, masih dari rumah SP, polisi menyita buku tulis berkonten ISIS, VCD bertuliskan "Rasullullah Bersabda", laptop, komputer, dan parang.
SP sendiri kini dalam kondisi kritis setelah ditembak anggota Brimob.