TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Syawaluddin Pakpahan, salah sat pelaku penyerangan Mapolda Sumatera Utara, bukanlah satu-satunya Warga Negara Indonesia (WNI) yang sukses pulang ke tanah air, setelah bertempur bersama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah.
Berapa banyak jumlah pendukung ISIS yang sukses pulang ke tanah air setelah bertempur di Suriah, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto mengaku belum bisa menyebutkan angka pastinya.
Namun yang pasti para alumni tersebut terus dipantau pergerakannya.
"(Angka) pastinya saya belum bisa sampaikan, ini sudah jadi pantauan densus 88 dan intelijen," ujarnya kepada wartawan, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (29/6/2017).
WNI yang berangkat ke Suriah untuk ikut bertempur di bawah bendera ISIS, menurut Setyo Wasisto tidak semuanya menempuh perjalanan melalui jalur resmi.
Mereka yang berangkat dan pulang melalui jalur ilegal, agak sulit untuk diendus oleh Polisi.
Permasalahan polisi lainnya untuk menangani para alumni tersebut, adalah belum ada payung hukum bagi penegak hukum, untuk menindak para kombatan-kombatan ISIS tersebut.
Kadiv Humas Mabes Polri berharap rancangan undang-undang (RUU) nomor 15 tahun 2003 tentang terorisme, bisa segera rampung. Dalam RUU tersebut, diatur soal payung hukum itu.
"Yang jadi masalah Polri tidak bisa ambil tindakan, ketika yang bersangkutan tidak melakukan tindak pidana disini," ujarnya.
"Kita harapkan dalam RUU nanti itu akan muncul dimana upaya preventif. Karena kita melihat dia pernah bertempur disana, lalu bisa dibuktikan dia pernah bertempur disana, itu bisa ditindak. Karena sekarang belum ada hukumnya," ujar Kadiv Humas Mabes Polri.
Pengamat terorisme, Al Chaidar, saat dihubungi Tribunnews.com, menyebut kemungkinan besar Syawaluddin Pakpahan adalah alumni Suriah pertama yang menggelar aksi teror di tanah air.
Ia menyebut seiring dengan semakin terdesaknya posisi ISIS di Suriah dan Irak, pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi menyerukan kepada para pejuang ISIS yang berasal dari luar Irak dan Suriah, untuk berjihad di kampung halamannya masig-masing.
Di Indonesia menurutnya ada sekitar 400 orang alumni Suriah.
"Dan kemungkinan Syawaluddin ini bukan alumni Suriah terakhir yang melakukan teror di Indonesia," katanya.