News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Diserang

Jejak Mulyadi Mulai Dari Cikarang Hingga Tusuk Anggota Brimob di Masjid Falatehan

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi penusukan terhadap anggota Brimob di Masjid Falatehan yang ada di dekat Lapangan Bhayangkara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2017) malam.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 Mabes Polri sudah menemukan rangkaian mobilitas dari Mulyadi, terduga penusukan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan.

Hal tersebut diketahui dari empat orang saksi yang telah diperiksa.

Di antaranya kakak kandung dan kakak ipar Mulyadi di Cikarang serta dua rekan Mulyadi yakni Angga dan Zulkifli.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto mengatakan kasus tersebut bermula saat Mulyadi tinggal di Jalan Kedasih 7, Kelurahan Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Disana Mulyadi tinggal bersama kakak kandung dan kakak iparnya, Nismardani (Anis) dan Hendriyanto.

Selama di Cikarang, aktivitas Mulyadi yakni membantu kakaknya menjaga toko kosmetik di Pasar Roxy Bekasi.

Hingga akhirnya, 25 Juni 2017, Mulyadi minta izin untuk pulang kampung ke Sumatera Barat dan diberi uang Rp 5 juta oleh sang kakak.

Sebelum pulang, kakak ipar Mulyadi mengetahui Mulyadi sempat membeli sangkur melalui online shop.

"Kakak kandung Mulyadi (Nismardani) bertemu terakhir pada 25 Juni 2017 saat Mulyadi pamit mudik," ucap Rikwanto, Minggu (2/7/2017).

Mulyadi, saat itu menyampaikan kepada sang kakak akan ke Jakarta untuk mencari teman untuk mudik bersama.

Terakhir kali, Nismardani mengaku komunikasi dengan Mulyadi pada 28 Juni 2017.

Saat itu, Mulyadi mengatakan belum mendapat teman untuk mudik bersama.

Usai pamit kepada sang kakak, 25 juni 2017 siang, Mulyadi berangkat ke Jakarta.

Sore pukul 17.30 WIB Mulyadi tiba di Cawang, lalu dijemput Angga, teman sewaktu SMA.

Selanjutnya Mulyadi dibawa ke kosan Angga di Kalibata, Jakarta Selatan.

Selama berada di kosan, Mulyadi memperlihatkan video ISIS dan Jihad kepada Angga.

Lalu pada 26 Juni 2017 pukul 14.00 WIB Angga mengantarkan Mulyadi ke Stasiun Palmerah.

Kepada Angga, Mulyadi mengaku ingin bertemu dengan seorang temannya asal Padang Panjang, Sumatera Barat.

Ternyata Mulyadi menemui rekannya, bernama Zulkifli yang memiliki kios di Bojong Gede.

Mulyadi tiba di kios tersebut pada 26 Juni 2017 pukul 17.00 WIB.

"Di kios itu Mulyadi tinggal selama 4 hari. Pada temannya (Zulkifli), Mulyadi menceritakan bahwa ia ingin Mudik. Di kios, lagi-lagi mulyadi dominan bermain HP," kata Rikwanto.

Masih menurut keterangan Zulkifli, dia melihat keanehan terhadap Mulyadi sejak akhir 2016.

Dimana Mulyadi sering memperlihatkan materi ISIS, jihad, sampai hijrah ke Filipina Selatan dengan tujuan untuk syahid.

Konten itu seluruhnya didapatkan Mulyadi melalui website radikal maupun grup messenger radikal.

Zulkifli mengaku ‎sempat tinggal satu kos bersama Mulayadi pada tahun 2014.

Selelah dari kios Zulkifli, pada 30 Juni 2017, Mulyadi menusuk dua anggota Brimob, AKP Dede dan Briptu M Syaiful Bahtiar di Masjid Falatehan.

Kini kedua anggota itu masih dalam tahap pemulihan setelah menjalani operasi di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini