Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi teror akhir-akhir ini semakin nekad.
Teror banyak ditujukan kepada aparat negara, seperti polisi.
Contohnya kasus teror di Mapolda Sumatera Utara dan Mesjid Falatehan, Jakarta.
Anggota Komisi I DPR RI, Andrea Hugo Pareira, mengatakan fenomena tersebut menunjukan upaya dan perlawanan serius dari para teroris.
Tujuannya untuk meneror aparat dan melemahkan mental serta etos kerja aparat dalam menjaga keamanan negara.
"Ini merupakan modus terorisme yang serius," kata Politikus PDI Perjuangan ini kepada Tribunnews.com, Senin (3/7/2017).
Apalagi teror selalu terjadi berdekatan dengan hari maupun kejadian-kejadian penting.
Seperti menjelang bulan Ramadan dan saat kunjungan Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama ke Jakarta.
Karena itu tidak bisa tidak, menurut Andreas Pareira, negara harus lebih serius menghadapi terorisme ini.
Untuk itu pula aparat keamanan harus diberikan peralatan kelengkapan yang lebih baik.
Dari segi peralatan fisik maupun kelengkapan peraturan perundangan yang memungkin aparat intelijen untuk lebih leluasa bertindak.
Aparat keamanan dan seluruh pemangku kebijakan pun harus total terlibat dalam memerangi aksi terorisme ini.
Menurutnya, pemberantasan terorisme tidak bisa dilakukan secara partial dengan hanya melibatkan polisi saja.