TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menanggapi adanya dua serangan teror yang menyerang aparat kepolisian pada saat libur Lebaran di Medan dan di Jakarta.
Wiranto mengakui bahwa aksi yang terjadi di dua tempat sulit dideteksi lantaran aksi tersebut masuk kategori lone wolf.
"Cuma satu aktivitas yang bukan dalam konteks jaringan, tapi gerakan perseorangan," ujar Wiranto di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/7/2017).
Wiranto mengatakan sulitnya mendeteksi aksi teror dalam konteks lone wolf lantaran gerakannya tidak dipengaruhi oleh jaringan, namun atas kesadaran sendiri untuk mempelajari dan menjalankan aksi tersebut secara mandiri.
"Gerakan perseorangan ini yang tersinyalir terpengaruh dari internet, belajar dari internet, dipengaruhi oleh internet," ucap Wiranto.
Wiranto berharap kedepannya sistem pengamanan dan pencegahan munculnya gerakan lone wolf ini bisa ditingkatkan.
"Dan tentu ini menjadi bagian terseniri untuk mengamankan para Masyarakat Islam kita dari pengaruh-pengaruh seperti itu. Kami usahakan agar kedepannya sistem pengamanan individual nanti dapat dilaksanakan dengan baik," kata Wiranto.