TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Pemerintah sekarang menjamin harga jagung (Rp) 3500. Oleh karena itu masyarakat harusnya senang. Dulu harga jagung (Rp) 1500, oleh karena itu kita impor waktu itu hamipr tiga juta. Dengan dijamin (Rp) 3500, sekarang katanya jagung sudah tidak impor lagi."
Begitulah kata Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan dalam sambutan acara Simposium Nasional bertajuk "Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial Berdasarkan UUD 1945 yang digelar di Gedung MPR, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (12/7/2017).
Lebih jauh, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjelaskan, bahwa masyarakat, khususnya para petani jagung, tidak menikmati dampak tingginya harga jagung, karena sebagian mereka tidak mempunyai lahan, atau sudah menjadi buruh tani.
Beberapa dari mereka menjual lahannya karena kerugian yang dialami sebelum harga jagung dijamin pemerintah sebesar Rp. 3500 tersebut.
"Tapi kalau kita tanya kepada rakyat, sebagian tidak menikmati kenaikan harga. Beberapa kabupaten yang saya datangi, saya tanya, saya cek kenapa? Pak kami sudah memiliki lahan lagi. Betul pak dulu memang lahan punya kakek (dan) nenek kami. Orang tua kami nanam cabai, nanam tomat harganya mahal, tapi panen harganya murah. Karena hutang akhirnya lahan kami jual," kata Zulkifli Hasan menceritakan kisah pertemuannya dengan bebrapa petani yang tidak menikmati tingginya harga jagung.(*)