TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC) memprediksi Pilpres 2019 akan diwarnai isu pemimpin dengan latar belakang dari militer.
Pasalnya, polemik di masyarakat menurut SMRC, presiden dari sipil dinilai belum kuat menghadapi berbagai masalah negara.
Direktur Program SMRC Sirajuddin Abbas menilai Jokowi harus bisa menghadapi isu tersebut jika ingin menjadi Presiden pada periode ke dua, karena sebagai warga sipil dinilai bukan sebagai sosok yang kuat.
"Relasi sipil militer soal kebutuhan jadi pemimpin kuat. Pak Jokowi belum dipersepsikan kuat karena warga sipil," ujar Abbas, Minggu (30/7/2017).
Abbas memaparkan masyarakat masih beranggapan pemimpin militer bisa memperkuat keamanan dan stabilitas negara. Namun, Jokowi ditolong oleh pencapaian kinerjanya dalam membangun infrastruktur selama ini.
"Jokowi bisa memainkan tak hanya pencapaian tapi melampaui target kinerjanya," kata Abbas.
Abbas menambahkan komposisi antara pemimpin militer dan sipil masih bisa berubah seiring berjalannya waktu. Bisa saja, kata Abbas, Presiden berasal dari sipil tapi wakil presiden adalah militer.
"Seberapa besar mempersepsikan diri apakah masih sipil-sipil, militer-sipil, atau sipil-militer," ungkap Abbas.