News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Perlu Ambil Tindakan Tegas Terhadap Masjid-masjid Pendukung Paham ISIS

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zuhairi Misrawi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah perlu mengambil tindakan tegas terhadap masjid-masjid yang diidentifikasi sebagai wadah penyebaran dan pendukung paham ISIS di Indonesia.

Demikian menurut Pengamat politik Islam, Zuhairi Misrawi kepada Tribunnews.com, Selasa (1/8/2017).

Hal ini menanggapi penelitian pemerintah terkait 16 masjid di Indonesia saat ini diawasi oleh pihak keamanan karena mendukung kelompok teroris ISIS, menyebarkan ideologi mereka dan merekrut pejuang untuk pergi ke Suriah.

"Ini alarm bagi kita bahwa ISIS merupakan ancaman serius bagi negeri ini," tegas Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) ini kepada Tribunnews.com.

Apalagi kata alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini, dokumen ISIS terbaru ingin mempunyai basis di Asia.

"Setelah Marawi mereka (ISIS-red) melirik Indonesia," katanya mengacu pada dokumen ISIS terbaru.

Atas hal itu, Kementerian Agama tidak bisa lagi hanya sekadar mengeluarkan imbaun, tetapi perlu penegakan hukum.

Di samping juga diperlukan pembinaan dan deradikalisasi melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Islam.

Kelompok Muslim yang moderat juga, imbuhnya, mesti aktif melakukan advokasi terhadap masjid-masjid yang menyebarkan paham radikal.

"Karena kita sekarang berada dalam situasi darurat radikalisme," ujar Gus Mis, demikian sapannya.

Menurut laporan yang diperoleh ABC, ada 41 masjid di 16 provinsi yang dipantau, seperti terungkap dalam laporan penelitian yang dilakukan atas nama pemerintah.

Dari semua itu, 16 masjid di tujuh provinsi secara resmi dinyatakan sebagai pendukung kelompok ISIS oleh tim peneliti yang terus memantau tempat-tempat ibadah ini secara rahasia.

Dalam wawancara eksklusif dengan ABC, kepala tim peneliti yang juga adalah analis mengenai tindak terorisme Indonesia Adhe Bhakti mengatakan, pesantren dan kelompok pengajian juga digunakan untuk menyebarkan ideologi ISIS yang radikal.

"Kami menemukan berbagai penggunaan masjid yang berbeda," katanya.

"Beberapa masjid murni digunakan untuk menyebarkan ideologi. Yang lain digunakan sebagai tempat untuk konsolidasi, dan bahkan pengurus masjid (marbot) akan bertindak sebagai agen perjalanan bagi mereka yang ingin ke Suriah."

Selama beberapa bulan, Bhakti dan timnya mendatangi masjid dan pengajian, dengan berpura-pura menjadi jamaah, dan mencatat kotbah dan diskusi yang sedang berlangsung.

"Kami adalah anggota kelompok pengajian. Kami ikut kegiatan mereka. Kami mewawancarai jamaah yang hadir, jadi kami mengumpulkan informasi dengan berbagai cara," katanya.

"Kami mengamati langsung, atau lewat sumber-sumber, dan juga dari wawancara yang kami lakukan."

Bhakti mengatakan kadang mereka berhasil merekam isi pembicaraan dari berbagai pertemuan tersebut, namun mereka tidak bisa memberikannya kepada ABC karena rekaman itu milik pemerintah Indonesia.

Bulan Februari tahun lalu, ABC secara ekslusif merekam gambar di masjid As-Syuhada di Jakarta dimana usaha untuk mengumpulkan pejuang ISIS sedang dilakukan.

Menurut Bhakti, hal seperti itu hampir tidak mungkin dilakukan lagi sekarang, karena kelompok-kelompok ini melakukan pertemuan lebih berhati-hati, dan kadang dilakukan di rumah pribadi.

Dalam penelitiannya, Bhakti memberikan tiga kategori masjid dalam hal ini.

1. Masjid umum yang digunakan pendukung ISIS tanpa sepengatahuan marbotnya.

2. Masjid dimana marbotnya memiliki hubungan dengan kelompok yang mendukung ISIS namun jamaahnya tidak

3. Masjid pribadi dimana marbot dan jamaahnya mendukung kelompok ISIS

"Bagi kelompok radikal, pertemuan langsung merupakan hal yang penting, karena mereka baru bisa membangun saling percaya setelah bertemu muka langsung," kata Bhakti.

"Mereka tidak melakukannya online, karena online bisa jadi siapa saja."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini