Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pidato Ketua DPP Partai NasDem Victor Laiskodat yang menuding sejumlah partai politik mendukung ekstremis dan gerakan pro khilafah berbuntut panjang.
Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade meminta Victor menyampaikan maaf secara terbuka kepada Partai Gerindra atas pernyataannya dalam suatu acara di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
"Kami menuntut Victor secara resmi dan terbuka meminta maaf ke Gerindra. Pernyataannya dalam acara di NTT itu justru membuktikan bahwa Victor anti-Pancasila dan anti kebhinekaan sesungguhnya," kata Andre dalam keterangan yang diterima, Jumat (4/8/2017)
Menurutnya, ucapan Victor adalah pencemaran nama baik ke Gerindra, ke Demokrat, ke PKS dan ke PAN. Selain itu juga sangat jelas berpotensi memicu konflik horizontal karena menyinggung isu agama.
Andre mengatakan pernyataan Victor berpotensi melahirkan gelombang kemarahan kader Partai Gerindra dan umat Islam dari berbagai daerah.
Dia menegaskan, komitmen Prabowo Subianto sejak awal mendirikan Gerindra tidak perlu diragukan lagi. Prabowo Subianto merupakan salah satu prajurit yang berdarah-darah menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kita tahu Victor pendukung Jokowi, kita tahu Victor pendukung Ahok, kita paham. Tetapi apakah pembelaan harus dilakukan dengan cara membabi-buta?" Kata Andre.
Apalagi, masih kata Andre, dalam videonya Victor juga menyinggung soal peristiwa Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965 silam. Dengan menyebutkan 'kita bunuh pertama mereka, sebelum kita dibunuh'.
"Siapa yang mau membunuh Victor? Dan siapa pula yang mau dibunuh Victor? Itu pertanyaannya," katanya.
Rencananya, Lembaga Advokasi Hukum DPP Partai Gerindra akan melaporkan Victor Laiskodat ke Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat siang ini. Pelaporan dengan pasal pencemaran nama baik dan fitnah terhadap Partai Gerindra.