TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia kehilangan salah satu tokohnya, Basofi Soedirman, pada Senin (7/8/2017).
Pria kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur itu meninggal pada usia 76 tahun.
Ia adalah putra dari Letjen TNI (Purn) H Soedirman yang merupakan pahlawan nasional dari Bojonegoro.
Basofi memulai karirnya di dunia militer setelah lulus Akademi Militer Nasional (AMN/Akabri) tahun 1963.
Ia menghabiskan sebagian besar karir militernya di Angkatan Darat dan pernah menjabat Dandim 0824 Kodam VIII/Brawijaya pada 1977-1978, Dan Brigif 18 Kostrad 1981-1983, hingga terakhir menjabat Kasdam Kodam I/Bukit Barisan 1985-1987.
Jejak politiknya dimulai pada 1988 ketika ia menjabat sebagai Ketua DPD Golkar DKI 1988-1993.
Ia kemudian diangkat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 1987-1992 mendampingi Wiyogo Atmodarminto.
Pada 1993, karir politik Basofi menanjak lagi. Ia menjadi Gubernur Jawa Timur hingga 1998.
Usai mengakhiri karir di pemerintahan, Basofi menjadi Anggota Dewan Pertimbangan DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 2000-2005.
Di luar karir cemerlangnya itu, Basofi juga tercatat sebagai Ketua Persatuan Gerak Jalan DKI Jakarta, Ketua Persatuan Donor Darah DKI Jakarta, Ketua PB Shirite Karatedo, Ketua Yayasan Asma Indonesia, Ketua PSSI DKI Jakarta, dan Ketua Pembina Forum Dinamika Jakarta (FDJ) (1988-1993).
Selain itu, Basofi pernah berkarier sebagai penyanyi dengan single "Tidak Semua Laki-laki".
Pada Mei 2017, ia didiagnosa telah menderita sejumlah komplikasi penyakit dan dirawat di RS Medistra Jakarta.
Ia menghembuskan nafas terakhir pada 7 Agustus 2017 pukul 10.55. Basofi meninggalkan tiga anak dan enam cucu.(Nibras Nada Nailufar)
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Basofi Sudirman, Tentara, Gubernur, dan Penyanyi