TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana meminta aparat kepolisian menelusuri aksi unjuk rasa sekelompok santri yang videonya viral di media sosial beberapa hari belakangan ini memprotes kebijakan sekolah lima hari.
Menurut Dadang tidak sepatutnya aksi unjuk rasa tersebut melibatkan anak-anak terlebih lagi sampai mengeluarkan kata-kata kasar.
"Masa berteriak Allahu Akbar, tapi berteriak bunuh menterinya, aneh banget. Aparat telusuri itu, enggak boleh membiarkan cara berunjuk rasa dengan gaya ancam mengancam seperti itu," ujar Dadang dalam pernyataannya, Senin(14/8/2017).
Politikus Partai Hanura ini menjelaskan apabila ada yang keberatan atas program lima hari belajar semestinya mengedepankan upaya dialogis.
Ia juga menyebut ada kesalahpahaman mengenai program yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
"Lebih baik gunakan dialog dengan akal sehat, bukan provokatif, apalagi ancam mengancam," kata Dadang.