News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Isu SARA

Saracen Jika Dibiarkan Dapat Mengarah Kepada Genosida

Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu atribut Saracen, kelompok penyebar ujaran kebencian atau hate speech dan hoax berbau SARA.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengungkapan sindikat penyedia jasa konten kebencian Saracen oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengafirmasi meningkatnya turbulensi kebencian atas sesama dalam dinamika sosial politik setahun terakhir ini adalah by design.

Demikian dikatakan Ketua SETARA Institute Hendardi dalam keterangan tertulis, Senin (28/8/2017).

Ia melihat situasi sosial yang rentan, kelompok intoleran yang eksis dan berpengaruh, hasrat berkuasa dengan menggunakan segala cara, membuat kelompok Saracen mendapatkan ceruk pasar yang luas.

Baca: KSAL Pimpin Penyambutan KRI Nagapasa-403, Begini Spesifikasinya

"Pekerjaan kelompok Saracen merupakan kejahatan serius karena implikasi yang ditimbulkan dari konten kebencian adalah ketegangan sosial, konflik, diskriminasi, xenophobia dan kekerasan," kata Hendardi.

Bahkan pertemuan kelompok ini dengan para avonturir politik yang berkeliaran di republik ini, kata Hendardi, jika dibiarkan bisa mengarah pada genosida.

Hendardi mengharapkan keberhasilan Direktorat Siber yang dibentuk pada Maret 2017 dapat berkontribusi mengurangi dan terus mencegah konten-konten kebencian di masa depan.

Menurut Hendardi, pencegahan konten kebencian bukan hanya untuk mendukung pelaksanaan agenda-agenda politik elektoral pada musim Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Tetapi yang utama ditujukan untuk pencegahan kebencian, diskriminasi dan kekerasan.

Baca: Kondisi Kantor First Travel Bandung, Ada Spanduk Ajakan Gabung Grup WA

Meskipun demikian, lanjut Hendardi, pengungkapan Saracen hanyalah salah satu cara yang diharapkan mampu memulihkan ruang publik yang lebih toleran.

"Hal utama lain yang harus dilakukan adalah menghadirkan teladan elit, membangun kebijakan yang kondusif bagi promosi toleransi dan keberagaman, serta penegakan hukum yang adil atas setiap praktik intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan yang berpusat pada kebencian atas dasar apapun," kata Hendardi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini