TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga akhirnya kerusuhan bisa terjadi di Sugapa, ibukota kabupaten Intan Jaya, Papua pada 30 Agustus lalu, Staf Khusus Presiden Untuk Papua, Lenis Kagoya mengaku bisa memahami.
Kerusuhan ini terjadi dipicu kekecewaan warga, atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang menganulir kemenangan Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme, di Pilkada Intan Jaya, dan memenangkan pasangan Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw.
"Di Intan Jaya itu memang agak susah ya, wilayahnya. Karakter yang tadi. Jadi mereka merasa bahwa kami sudah menang, begitu, tiba-tiba suara dari mana masuk, itu yang mereka berontak," ujarnya kepada wartawan di kantor Kemekopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2017).
Kerusuhan tersebut terjadi pada 30 Agustus lalu, di mana sejumlah masa datang dan membakar sejumlah kantor pemerintahan. Di antara yang dibakar adalah kantor Dinas Kesehatan, kantor Bappeda dan Badan Keuangan.
Lenis Kagoya mengaku sampai saat ini, pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut.
Baca: ATM Offline, Bareskrim Tolak Laporan Suropati Terhadap PT Telkom
Ia mengaku belum menerima informasi penuh, sehingga belum bisa mengambil keputusan apa-apa terkait kericuhan itu.
"Saya kan belum tahu ada persoalannya di mana, belum ada laporan masuk, jadi saya tidak bisa jawab," katanya.
Ia berharap perkara tersebut bisa ditangani dengan baik, dan pihak-pihak yang terlibat dapat dimintai pertanggungjawabannya di muka hukum.