TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jarak antara Indonesia dengan Myanmar tidak begitu jauh jika dibandingkan antara Indonesia dengan Suriah.
Menurut pengamat terorisme, Al Chaidar, sangat mungkin jika ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang berangkat ke Myanmar untuk ikut bertempur membantu etnis Rohingya.
"Sudah ada gelagat ke sana," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (4/9/2017).
Fakta lain yang ia ketahui yang bisa memudahkan seorang WNI ikut berjuang melawan tentara Myanmar adalah adanya hubungan yang sudah terjalin antara sejumlah organisasi Islam radikal di Indonesia dengan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), yang merupakan kelompok bersenjata warga Rohingya.
Baca: Unjuk Rasa di Kedutaan Myanmar, Ibu-ibu Tangisi Nasib Warga Rohingya
Ia mengaku mendapat informasi bahwa sudah ada sejumlah organisasi Islam radikal di Indonesia yang siap mengirimkan kadernya untuk bergabung dengan perjuangan ARSA, melawan tentara Myanmar.
Mereka antara lain berasal dari Aceh dan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
"Masih belum ada info (soal kepastian keberangkatan), tapi jumlahnya kurang dari sepuluh orang," katanya.
Warga Rohingya adalah pendatang Muslim dari Bangladesh, yang sudah ratusan tahun mendiami Rakhine State.
Keberadaannya tidak diakui oleh pemerintah Myanmar dan kerap terlibat konflik dengan aparat serta warga setempat.
Sampai saat ini dilaporkan bahwa sudah ada ratusan warga Rohingya yang tewas akibat konflik yang terjadi belakangan ini.
Konflik yang terjadi juga menyebabkan puluhan ribu warga Rohingya mengungsi keluar Myanmar, dan ratusan ribu lainnya masih tertahan di Rakhine State.