TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik masih mencari pihak lain yang berkaitan dengan aliran dana dari tersangka dugaan kasus ujaran kebencian, Asma Dewi.
Salah satu yang diincar oleh pihak kepolisian adalah sosok berinisial R.
Pada keterangan sebelumnya, polisi menyebut bahwa Asma Dewi mengalirkan dana sebesar Rp 75 juta ke NS yang bermuara ke R. R sendiri diduga sebagai bendahara Saracen.
"Apakah itu menjadi prioritas atau tidak, penyidik yang tahu, karena itu teknik penyidikannya mereka. Siapa yang mereka sasar? Itu mereka yang lebih tahu. Tapi kalau sudah disebut namanya, ya itu berarti tentu, ada dalam istilah anda tadi, radar," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2017).
Menurut Martinus, nama-nama yang berkaitan dengan Asma Dewi akan didalami oleh penyidik.
"Pada saat seorang saksi, seorang tersangka menyebut nama, maka nama itu harus menjadi perhatian bagi si penyidik," tambah Martinus.
Baca: Kata Titi Kamal Soal Resepsi Pernikahan Laudya Cynthia Bella di Bandung
Tim dari Direktorat Tindak Pidana Korupsi Siber (Dittipidsiber) melakukan penangkapan terhadap seorang ibu rumah tangga bernama Asma Dewi.
Asma Dewi ditangkap di rumahnya kakaknya yang menjadi anggota kepolisian di kompleks AKRI, jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan pada Jumat (11/9/2017).
"Yang bersangkutan ditangkap, diduga melakukan tindak pidana ujaran kebencian dan penghinaan," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2017) kemarin.
Baca: Pergoki Suaminya Selingkuh, Seorang Wanita Ajak Anaknya Lakukan Hal Nekat Ini
Sesuai KTP, Asma Dewi sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang beralamat di Ciledug Raya , Jakarta Selatan. Selama ini, Asma Dewi tinggal di Sulawesi Utara.
"Dia sendiri posting SARA di Facebook. Ya akun dia sendiri dan ada kerja sama dengan saracen itu," tambah Setyo.
Barang bukti yang disita dari tersangka adalah dua unit device dan postingan berbau SARA.