TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengatakan, selama ini hubungan pimpinan KPK dan Polri sangat harmonis.
Ia mengatakan, kedua pimpinan institusi itu kompak dalam melakukan koordinasi dan supervisi penanganan kasus korupsi.
Bahkan, Agus mengaku punya panggilan khusus untuk menyapa Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Begitu pula sebaliknya.
"Sering juga ketemu, kalau WA (aplikasi Whatsapp) saya sebutnya 'Dinda Tito'. Tito sebut saya 'Kang Mas'. Hubungan kita tidak pernah ada yang tidak harmonis," ujar Agus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Agus mengatakan, koruptor akan senang jika hubungan Polri dan KPK renggang. Oleh karena itu, sinergi tetap harus dilakukan.
Ia mengapresiasi satuan tugas sapu bersih pungutan liar yang sudah melakukan lebih dari seribu pendindakan dalam 10 bulan.
"Saber pungli OTT luar biasa baik. Terutama yang di Kaltim. Kalau lawan korupsi harus sinergi," kata Agus.
Sementara itu, Tito mengatakan bahwa kedatangan pimpinan KPK dalam acara serah terima jabatan perwira tinggi Polri hari ini pun karena hubungan baik keduanya.
Jabatan yang dilantik berkaitan erat dengan tugas KPK, khususnya Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Irjen Unggung Cahyono.
Selain punya penyidik sendiri, sebagian penyidik KPK merupakan anggota polisi.
"KPK leading utama pemberantasan korupsi. Polri juga punya aset untuk penanganan korupsi. Kami tidak ingin bersaing, yang ada saling mengisi," kata Tito.
Tito menegaskan bahwa Polri tak menghendaki adanya benturan dengan KPK. Terkait adanya masalah antara penyidik KPK Novel Baswedan dan anggota polisi, Tito menganggapnya hanya dinamika kecil yang tak memengaruhi keharmonisan mereka.
"Kami tidak ingin ada benturan, apalagi dipengaruhi adu domba dari pihak yang senang Polri-KPK tidak solid," kata Tito.
Berita ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Kapolri Tak Ingin Ada Benturan Polri dengan KPK