TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksin Measles (campak) dan Rubella (MR) saat ini penerapannya tengah digalakkan oleh pemerintah.
Vaksin selama dua bulan ke belakang, akan diberikan kepada anak-anak berusia 15 tahun ke bawah, terutama, kepada mereka yang berdomisili di Jawa.
Baca: Setya Novanto Masih Harus Gunakan Kursi Roda
Meski masih tersisa dua minggu sebelum September berakhir, Direktur Survaillance Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Elizabeth Jane Soepardi, tahap pertama bukan berarti berakhir. Penerapan vaksinasi kepada anak-anak akan terus berjalan hingga akhir tahun.
"Tahap pertama memang dua bulan sampai September ini. Tapi, bukan berakhir. Akan terus jalan sampai akhir tahun dan tahap kedua nanti di seluruh Indonesia," jelas dia di kantornya, Jakarta, Senin (18/9).
Baca: Kejadian Aneh di Komplek Pemakaman Hebohkan Netizen Malaysia
Ketersediaan vaksin bagi mereka yang belum disuntik, juga dikatakan olehnya cukup dan tercukupi. Pasalnya, pemerintah sudah menyediakan cadangan vaksin MR sebanyak 20 persen dari yang sudah dipesan.
Selain itu, bagi anak-anak yang sudah diberikan vaksin pada tahun-tahun sebelumnya, akan disuntik kembali dari awal. Baik di puskesmas dekat dengan rumah, hingga sekolah-sekolah yang sudah diinstruksikan oleh pemerintah.
"Cukup kok. Untuk Jawa saja sangat cukup karena ada lebihan 20 persen dari yang kami impor dari perusahaan di India," kata Elizabeth.
Baca: Seorang Nenek Berusia 117 Tahun Ungkap Rahasia Panjang Umur Sebelum Ia Meninggal Dunia
Dirinya mengimbau kepada masyarakat di luar pulau Jawa yang akan melakukan vaksinasi kepada anaknya, dipersilakan datang ke Jakarta untuk melakukan penyuntikan. Sehingga, dapat dijamin kualitasnya karena langsung dikelola oleh pemerintah.
"Tidak perlu jauh ke Singapura atau negara-negara tetangga, kalau mau beli. Datang saja ke pulau Jawa atau menunggu nanti di awal 2018, kami akan segera melakukan vaksinasi," tukasnya.
Dokter umum itu, menerangkan, sejauh ini sudah hampir di atas 75 persen rata-rata pencapaian penyunytikan Vaksin MR kepada anak-anak. Padahal masih ada sisa waktu selama dua minggu sebelum tahap pertama sosialisasi dan penerapan vaksin selesai.
"Per hari kemarin ini, Jawa Tengah sudah di atas 90 persen. Jawa Timur sudah di atas 80 persen, begitu juga dengan Yogyakarta dan Jawa Barat. Untuk Jakarta, ini masih 70 persen," jelas dia
Sosialisasi Menengah ke Atas
Elisabeth menjelaskan dalam penerapannya, program pemerintah yang menghabiskan dana sebanyak Rp 800 miliar itu, bukan tanpa kendala. Mereka yang tergolong dalam ekonomi kelas menengah ke atas, lebih sulit disosilasasikan ketimbang, masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Di Jakarta misalnya, ketika hampir seluruh provinsi di pulau Jawa sudah menerapkan vaksinasi di atas 80 persen, hanya Jakarta yang masih 70 persen. Bukan tanpa sebab, banyaknya masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas, menjadi hambatan bagi pemerintah.
Masyarakat dengan penghasilan menengah ke atas, lanjutnya, beberapa kali melakukan penolakan anaknya menerima vaksin MR dengan alasan yang hampir sama "Sudah divaksin kemarin,". Padahal, saat ini pemerintah melakukan 'sapu bersih' kepada anak-anak di bawah usia 15 tahun untuk mendapatkan vaksin.
"Iya, yang susah itu justru menegah ke atas. Mereka bilang sudah disuntik lah, atau takut kenapa-kenapa nanti anaknya. Padahal ini sangat perlu dilakukan dan kami sudah menerapkan kebijakan vaksin ulang kepada anak-anak," jelasnya.
Sementara bagi mereka yang berpenghasilan rendah, akan sangat menerima anaknya diberikan vaksin secara gratis oleh pemerintah, mengingat biaya untuk membeli vaksin tersebut di luar negeri mencapai jutaan rupiah.
Wabah virus Rubella, jelas dia, dirasa cukup mengkhawatirkan bagi Indonesia saat ini. Dari 194 negara di dunia, 153 lainnya sudah melakukan vaksinasi Rubella, hanya Indonesia yang baru memulainya tahun ini.
Cepat atau lambat, semua anak-anak di bawah usia 15 tahun akan merasakan penyakit yang menyebabkan kemerahan di beberapa bagian tubuh karena Rubella tergolong dapat menular secara cepat melalui udara.
"Makanya, kami terus melakukan penggalakan program ini. Semua anak bisa saja terserang dan hanya bisa dikebalkan melalui vaksin yang sekarang diberikan oleh pemerintah," tukasnya.
Dia berharap kooperatif masyarakat untuk menerima program tersebut, sehingga nantinya anak-anak dapat mendapatkan kekebalan tubuh dan tumbuh kembang secara baik.(rio)