TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengklarifikasi pernyataannya soal adanya institusi yang memesan 5000 senjata tanpa sepengetahuan TNI.
Menurut Fadli pernyataan tersebut harus dijelaskan serinci mungkin.
"Angka 5 ribu itu, angka yang signifikan, dan kalau Panglima TNI berbicara seperti harusnya ada data pendukung yang kuat, bukan hanya sekedar bicara," ujar Fadli di komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (25/9/2017).
Menurut Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut Panglima TNI harus juga berani menyebutkan nama institusi yang memesan senjata tersebut.
Karena Fadli yakin yang memesan senjata bukan Badan Intelijen Negara ( BIN) seperti yang diluruskan oleh Menkopolhukam Wiranto.
"Saya yakin kok, itu juga bukan institusi yang beredar ya, apakah BIN atau Polri, dan sebagainya. Mungkin ini yang perlu diklarifikasi," katanya.
Baca: Ini Alat Bukti dari 193 Dokumen yang Dibawa KPK dalam Sidang Praperadilan Setya Novanto
Menurut Fadli bisa juga polemik mengenai pengadaan senjata karena adanya miss komunikasi antara TNI dan lembaga lainnya.
Oleh karena itu agar masalah selesai maka antara institusi harus duduk bersama.
"Jangan sampai kemudian ada spekulasi macam-macam, mungkin ada pihak yang mempersenjatai diri, mungkin angkatan apa tuh kalau dulu, angkatan kelima," ujarnya.