Baca: Kronologi Ketua DPRD Tampar Dokter Versi Keluarga Pasien
Lokasi penemuan kepala korban juga tidak jauh dari kediaman mereka yang berjarak sekitar 15 kilometer.
Tak jauh dari posisi tubuh korban, sekitar 30 meter, terdapat rumah penduduk dan warga saat itu mengaku tidak mendengar ada suara keributan.
“Saya sekitar jam empat itu masih sahur. Selepas sahur, langsung tidur lagi. Tak ada dengar orang teriak. Saya kaget begitu tahu ada kejadian, karena ada orang yang menggedor rumah pagi-pagi,” kata seorang warga yang bekerja sebagai nelayan.
“Ini nama daerahnya Simpang Sungai Buaya. Kalau di sini sering terjadi kecelakaan lalu lintas, biasa korbannya mati,” katanya.
Kedua jenazah pun langsung dilarikan ke RSUD Agoes Djam sekitar pukul 06.30 WIB dan langsung dibawa ke ruang autopsi jenazah dan dijaga oleh satpam rumah sakit.
Ratusan warga Pesaguan berbondong-bondong ke RSUD Agoes Djam untuk melihat jenazah keduanya.
“Dia ini orangnya baik, tidak ada musuh, dan tak banyak masalahlah dengan orang. Kepada siapa pun tidak pernah ada masalah,” ungkap seorang pria yang mengaku teman Suharso.
“Dia ini cukup dikenal karena bekas sopir truk. Tapi, ia sudah delapan tahun tidak lagi bekerja. Saya menduga salah orang, mungkin yang diincar bukan dia,” katanya.
Hingga pukul 09.00 WIB, empat anak korban tidak terlihat datang ke RSUD. Dua anaknya masih duduk di bangku SMA.
Sementara dua lagi sudah tamat. Mereka masing- masing Madian (25), Iwan (23), Heny (21), dan Yulia (15).
Sebenarnya masih ada satu lagi, namun telah meninggal dunia akibat kecelakaan.
Uti Syahrudin (63), keluarga dekat korban, terlihat emosi saat datang ke RSUD.
Usia tua membuat ia terlihat gemetaran menahan emosi, tatkala mengetahui keluarganya terbunuh dengan cara yang sadis.