Laporan wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menganugerahkan penghargaan IAGI 2017 kepada Mantan Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman RI Indroyono Soesilo.
Penghargaan diberikan atas jasa, karya dan sumbangsih Indroyono Soesilo kepada nusa dan bangsa di Bidang Eksplorasi dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Indonesia.
Alumnus Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan jika iklim eksplorasi migas di tanah air masih memiliki masa depan yang cerah.
Baca: Djarot Sebut Jika Masuk Ancol Gratis, Tarif Parkirnya Harus Dihitung Perjam
Terutama eksplorasi di laut, pada batuan Pra Tersier dan penerapan teknologi seismik multi-channel berikut pengolahan datanya yang semakin changgih dengan metoda Big Data.
"Disamping itu, kita juga mulai bergerak kebidang-bidang geologi non-konvensional seperti energi baru dan terbarukan, seperti geothermal, issue perubahan iklim dan mitigasi bencana," kata peraih gelar Master of Science on Remote Sensing for Natural Resources dari University of Michigan-USA itu kepada wartawan, Selasa (26/9/2017).
Baca: Jokowi Ingatkan Kampus Tak Dijadikan Tempat Penyebaran Radikalisme
Indroyono mengatakan untuk wilayah Busur Kepulauan Indonesia, tempat bertumbukannya tiga lempeng tektonik ini, ilmu kebumian nampaknya akan terus maju dan berkembang dan akan menjadi rujukan para ahli kebumian dunia.
Menurut peraih Doctor of Philosophy in Geologic Remote Sensing dari University of Iowa-USA itu, Indonesia tetap akan berperan besar, asal selalu awas dan waspada mengikuti perkembangan zaman.
"Terimakasih atas penghargaan IAGI 2017, saya selau siap untuk berdampingan bersama Anda semua guna untuk maju bersama menyongsong masa depan Indonesia yang semakin cerah," kata Indroyono.
Baca: Paripurna DPR Terima Laporan Pansus Hak Angket KPK
Indroyono adalah perintis penerapan teknologi penginderaan jauh di Indonesia untuk eksplorasi mineral dan migas, inventarisasi sumberdaya alam, perencanaan wilayah dan kota, penanggulangan kebakaran hutan serta aplikasi kelautan dan perikanan.
Ada 13 buku dan jurnal ilmiah berhasil ia terbitkan dan menjadi koleksi perpustakaan-perpustakaan dunia.
Di antaranya di US Library of Congress, Washington DC, di FAO Library-Rome dan di Perpustakaan Nasional, Jakarta.