TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pekalongan Sulikin tidak menyangka akan kedatangan tamu istimewa yang tak lain muridnya sendiri.
Namanya Fredy Candra.
Fredy adalah alumnus SMAN 1 Pekalongan lulusan tahun 1993 yang kembali ke sekolahnya untuk mengajak seluruh guru yang pernah mengajarnya di sekolahnya itu untuk jalan-jalan ke Eropa.
"Awalnya saya pikir anak ini hanya bercanda," kata Sulikin kepada Kompas.com, Selasa (26/9/2017).
Baca: Ini Fakta-fakta Mayat Gadis Nyaris Tanpa Busana, Identitas Korban Sampai Reaksi Keluarga
Namun, rupanya Fredy serius.
Tiga bulan sejak pertemuan itu, niatnya itu terwujud.
Hanya saja karena kebanyakan guru Fredy sudah tua dan pensiun, destinasi perjalanan yang semula ke Eropa diubah ke Malaysia dan Singapura.
"Karena banyak guru sudah tua, saya sarankan yang dekat-dekat saja," ucap Sulikin.
Tepatnya pada 19 September lalu, Sulikin dan rombongan guru yang pernah mengajar Fredy berangkat ke Bandara Soekarno Hatta.
Bukan hanya guru SMAN 1 Pekalongan yang diberangkatkan, namun namun juga guru Fredy di SMP Negeri 1 Pekalongan dan SD Sampangan.
Baca: Dua Jalur Pendakian Gunung Agung, Lewati Tempat Sakral Umat Hindu Bali
Totalnya mencapai 65 orang.
Setibanya di Bandara Soekarno Hatta, rombongan guru langsung disambut dengan hangat oleh Fredy dan keluarga.
"Anak ini tulus sekali. Ketemu gurunya seperti ketemu orangtuanya yang lama tidak pernah bertemu. Jadi dirangkul satu-satu, ada yang dipijitin, macem-macem, pokoknya seneng sekali," ucapnya.
"Saya terharu melihat itu, kebetulan saya tidak mengajar dia, tapi kan saya kepala sekolah. Jarang saya melihat orang seperti itu," tambah dia.
Fredy tidak ikut dalam perjalanan ke Malaysia dan Singapura.
Dia hanya mengantarkan para gurunya sampai Bandara Soekarno Hatta saja.
Namun, ia sudah menunjuk biro perjalanan untuk memandu para guru menikmati liburannya.
"Sebelum berangkat Fredy sempat berpesan ke biro perjalanan. Jangan sampai ada sedikit pun keluhan dari guru saya. Layani maksimal," ujar Sulikin menirukan ucapan Fredy.
Seluruh biaya perjalanan mulai dari transportasi, hotel, uang saku hingga biaya pembuatan paspor semuanya ditanggung oleh Fredy.
Bahkan Fredy menyiapkan pendamping dengan kursi roda hingga dokter untuk mendampingi para guru yang sudah sepuh.
Para guru menikmati objek wisata di negeri tetangga selama lima hari dan baru kembali pada 24 September kemarin.
"Semuanya fasilitas kelas satu. Ini perjalanan yang paling berkesan sepanjang hidup saya," ucap Sulikin.
Setahu Sulikin, Fredy kini adalah pengusaha kabel fiber optik.
Ia memang sudah bernazar sejak SMA untuk mengajak guru-gurunya jalan-jalan ke luar negeri.
Fredy bercerita ke Sulikin bahwa dia pernah mengalami kecelakaan yang cukup parah di bangku SMA.
Dalam keadaan koma itu, Fredy bermimpi dijenguk oleh para gurunya di bangku SD, SMP dan SMA.
"Dari situ Fredy berkeinginan kalau dia punya rezeki lebih ingin mengajak gurunya jalan-jalan ke luar negeri, dan ternyata sekarang benar-benar terkabul," tuturnya.
Sulikin menilai sosok murid seperti Fredy sudah sangat langka di zaman saat ini.
Murid yang mengingat jasa para gurunya saja sudah sangat jarang, apalagi sampai mengajak jalan-jalan ke luar negeri.
Sulikin pun menceritakan pengalamannya diberangkatkan berlibur oleh Fredy di blog pribadinya. Tulisan itu diberi judul: "MURIDKU GILA". (IHSANUDDIN)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Fredy Candra, Murid "Gila" yang Terbangkan 65 Gurunya Jalan-jalan ke Luar Negeri