Mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Prof Dr Ibrahim Hud-Hud, menambahkan bahwa keberadaan organisasi-organisasi Islam seperti Nahdhatul Ulama dan peran tokoh Alumni Al-Azhar M Quraish Shihab dan lainnya sangat penting di dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam yang toleran.
Serta membina umat Islam Indonesia dalam meningkatkan hubungan vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal antar sesama umat manusia.
Hal tersebut pada gilirannya tercipta sebuah pola hubungan yang harmonis antar sesama warga bangsa di dalam membangun negara yang sejahtera dan penuh kedamaian.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kerja sama Indonesia-Mesir di masa yang akan datang, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof Dr Azyumardi Azra mengusulkan pentingnya penerjemahan pemikiran-pemikiran ulama dan intelektual Indonesia ke dalam Bahasa Arab.
Baca: Dokter Klinik Bandara Kuala Lumpur: Banyak Darah, Muntah dan Ludah Di Mulut Kim Jong Nam
Karena telah terbukti bahwa di masa lalu ulama Indonesia dan Mesir saling memengaruhi dan menciptakan sebuah konsep dan budaya keilmuan yang kuat.
Tidak sedikit ulama Indonesia belajar dari ulama Mesir, demikian sebaliknya, ulama Mesir juga banyak yang nyantri kepada ulama Indonesia.
Seminar internasional “Indonesia-Mesir. Visi Masa Depan” diselenggarakan oleh KBRI Cairo bekerja sama dengan Pusat Kajian Politik dan Media “El-Hewar” setelah melalui berbagai diskusi dengan para pakar di Mesir.
Seminar menghadirkan tokoh-tokoh penting dari kedua Negara, pertama dari Indonesia antara lain Ketua Wantimpres, Prof Dr Sri Adiningsih, anggota Wantimpres, Sidarto Danusubroto, mantan Menteri Luar Negeri RI Dr. N. Hassan Wirajuda, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Azyumardi Azra.
Kedua, dari Mesir antara lain, Letjen Tarek Ridwan, Ketua Komisi Kerja sama Luar Negeri Parlemen Mesir, Tarek Al-Mahdy.
Serta mantan Menteri Luar Negeri Mesir, Duta Besar Izzat Saad, mantan Kepala Perwakilan Mesir di Jakarta, Saad Salem.