Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi pernyataan Panglima TNI. Jendral TNI. Gatot Nurmantyo tentang politik negara, menurut mantan Panglima TNI. Jendral TNI. (purn) Moeldoko, hanya akan menghadirkan kegaduhan baru. Padahal yang dibutuhkan Indonesia, saat ini bukanlah kegaduan tersrebut.
"Saya tidak ingin memunculkan kegaduhan baru," ujar Moeldoko kepada wartawan usai mengisi kuliah umum di Para Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2017).
Pernyataan Panglima TNI terkait politik itu, disampaikan saat ia menghadiri acara tabur bunga, di perairan Selat Sunda, kemarin, Selasa (4/10/2017). Ia mengatakan posisi TNI adalah netral dalam konteks politik praktis, termasuk panglima TNI.
Namun Gatot Nurmantyo mengakui bahwa ia berpolitik dalam konteks politik negara.
Moeldoko menganggap juga kegaduhan baru muncul, dikhawatirkan ancaman-ancaman yang ada dan harus diantisipasi, akan luput dari perhatian.
Ia mempercayai, acncaman tersebut sudah dapat dikatakan luar biasa, dan harus segera ditangani. Namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut ancaman yang ia maksud.
Baca: Penjelasan Wakapolri Soal Pengamanan Pilkada dan Asian Games 2018
Baca: Kisah Mensesneg tentang Curhatan Paspampres Saat Amankan Acara Blusukan Jokowi
"Maka yang lebih penting ancaman di luar jangan sampai tidak kita kenali dengan baik, (jangan sampai) justru kita memunculkan ancaman baru, yang justru kita ciptakan sendiri," katanya.
Apakah Panglima TNI menurutnya gagal menghadirkan kestabilan, karena pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan kerap memicu kegaduhan, Moeldoko mengaku enggan mengomentari Jendral yang menggantikannya sebagai Panglima TNI itu.
"Oh tidak, saya tidak bilang begitu, tapi kita inginkan kondisi yang dibutuhkan itu aman dan nyaman, itu kehendak masyarakat semua, saya tidak mengomentari pandakang dari siapapun," ujarnya.