Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Posisi kelompok teroris ISIS di Marawi, Filipina semakin terjepit.
Indonesia sebagai negara tetangga berpotensi menjadi tempat pelarian militan ISIS dari Marawi.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, berharap Indonesia tidak menjadi incaran anggota ISIS untuk menjadi markasnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, menurut Setyo masyarakat memiliki peran yang sangat sentral.
Baca: Pengusaha Start Up Bakal Dapat Suntikan Dana Rp 100 Miliar di 2018
"Kita mengharapkan tidak sampai masuk ke Indonesia, ya tentunya kita juga mengharapkan partisipasi masyarakat," ujar Setyo kepada wartawan di PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (19/10/2017).
Mantan Kepala Divisi Hukum Polri ini mengimbau masyarakat untuk melapor ke polisi jika ada orang asing atau mencurigakan yang masuk ke daerahnya.
Baca: Masyarakat Masih Senang Kredit Rumah Jangka Panjang
"TNI dan Polri yang melakukan penjagaan di perbatasan, tetapi ini juga harus dibantu oleh seluruh masyarakat yang ada di perbatasan. Jadi begitu ada orang asing harus segera disampaikan. Karena tentunya mereka juga akan berusaha eksis ya," tegas Setyo.
Sulawesi Utara berpotensi menjadi pintu masuk bagi para pelarian ISIS karena berbatasan langsung dengan Filipina.
Kewaspadaan masyarakat sekitar sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi kehadiran anggota ISIS.
Baca: Anak Buah Dirjen Pajak Terciduk Bawa 30 Gram Sabu, Komisi III Minta Semua Pegawai Pajak Dites Urine
"Kalau masyarakat tidak ikut berpartisipasi saya kira akan berat, karena perbatasan di Sulawesi Utara sana sangat luas," kata Setyo.
Pemimpin kelompok Abu Sayyaf dan Maute tewas pada Senin (16/10/2017) dalam sebuah operasi khusus oleh ribuan pasukan untuk merebut kembali daerah terakhir di kota Marawi.
Baca: Baru Satu Jenderal Polri yang Pasti Maju Dalam Pilkada 2018, Ini Sosoknya
Pimpinan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, yang terdaftar di antara tersangka teroris paling dicari FBI dan Omarkhayam Maute tewas dalam pertempuran pamungkas.
Jenazah kedua pimpinan militan yang sudah tergabung dalam ISIS ditemukan Senin (16/10/2017) di Marawi.
Kematian keduanya membuat posisi ISIS di Filipina semakin terjepit.