TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 meringkus satu terduga teroris bernama Bakri alias Bakri Baroncong alias Aslam alias Pak Nur, di Desa Timampu, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur pada pukul 07.04 WITA, Selasa (24/10/2017).
Bakri yang bertempat tinggal di Asrama Ponpes Darul Hijrah, Desa Timampu, Kec. Towuti, Kab. Luwu Timur, ditangkap karena diduga ikut dalam rencana pembunuhan terhadap Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.
"Yang bersangkutan ditangkap berkaitan dengan keterlibatan Bakri alias Bakri Baroncong alias Aslam alias Pak Nur yang ikut serta dalam kejadian Bom Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2012, sesuai dengan BAP beberapa tersangka," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto, melalui keterangan tertulis.
Dalam BAP terduga teroris, Jodi terungkap bahwa Bakri memberikan bom pipa dan korek api kepada dirinya dan Awaludin alias Awal untuk melakukan pembunuhan terhadap Gubernur Sulsel.
Selain itu, masih berdasarkan BAP Jodi, Bakri Baroncong bersama Suwardi alias Pak Guru, Budi dan Yadi mengikuti tausiah yang di bawakan oleh Abu Uswah dengan materi bahan dan cara pembuatan bom lontong di kebun milik Muhtar Hadi.
Baca: Lobi-lobi Antar Fraksi, Paripurna Pengesahan Perppu Ormas Diskros
"Dalam pelatihan pembuatan bom tersebut berhasil membuat sekitar 20 batang bom (Jodi memegang 2 batang, Bakri memegang 6 batang, Awi memegang 6 batang, Abu Uswah 4 batang)," ungkap Rikwanto.
Polisi juga menggali keterlibatan Bakri dari BAP Awaluddin. Di dalam BAP tersebut, terungkap bahwa Bakri menyimpan bom di rumahnya.
"Abu Uswah memerintahkan Awaluddin agar sebelum ke lokasi amaliah (bom gubernur Sulsel) agar singgah di rumah Bakri untuk mengambil bom," tambah Rikwanto.
Detasemen Khusus 88 Anti Teror berhasil meringkus beberapa terduga teroris yang berada di empat wilayah di tanah air.
Para teroris tersebut ditangkap di beberapa daerah yakni Sulawesi Selatan, Pekanbaru, Jawa Tengah dan Jawa Timur.