Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG-Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi belum menanggapi secara pasti terkait kemungkinan dirinya takkan dicalonkan oleh Golkar sebagai calon Gubernur Jawa Barat.
Dedi Mulyadi enggan berkomentar lebih jauh soal wacana ia akan meninggalkan Partai Golkar. "Lihat saja nanti, ikuti saja seperti air yang mengalir," ujarnya kepada Tribun Jabar.
Dari hasil survei internal, nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berada di posisi teratas.
Surat keputusan rekomendasi calon gubernur Jabar dari DPP Partai Golkar dikabarkan tak akan jatuh ke tangan Dedi Mulyadi. Rekomendasi yang ditandatangani Setya Novanto itu dikabarkan jatuh ke Ridwan Kamil. Ketua DPP Golkar Setya Novanto dikabarkan merekomendasikan Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jabar dari Partai Golkar.
"Kami belum menerima surat resmi, kalaupun ada surat resmi ke DPD Golkar Jabar, nanti kami segera tanggapi," Dedi Mulyadi menegaskan kembali.
Namun,kepastian Golkar mengusung Ridwan Kamil akhirnya terkuak. Partai Golkar mengikuti jejak PPP dan dua partai lainnya yakni NasDem dan PKB dalam Pemilihan gubernur Jawa Barat 2018 mengusung Ridwan Kamil.
Sama halnya dengan PPP, Golkar juga mengusulkan kadernya mendampingi Ridwan Kamil dalam Pilgub Jabar, yakni anggota DPR RI Fraksi Golkar Daniel Mutaqien. "Golkar sudah mencalonkan Ridwan Kamil berpasangan dengan Daniel Mutaqien," ujar Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid.
Nurdin tidak menyebutkan alasan lebih memilih Ridwan Kamil yang merupakan sosok di luar kader ketimbang Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi mulyadi yang santer disebutkan akan maju dalam Pilgub Jabar. Namun yang pasti keputusan tersebut menurut Nurdin sudah final. "Iya sudah (final)," katanya.
Menurut Nurdin keputusan mengusung Ridwan Kamil dalam Pilgub Jabar tinggal menungu surat keputusan resmi (SK) DPP Golkar‎. Surat keputusan tersebut kini sedang diurus oleh Sekjen Partai Golkar Idrus Marham. "Suratnya menunggu, tanya sekjen kalau suratnya," katanya.
Dengan dukungan Golkar, pencalonan Ridwan Kamil semakin kokoh. Wali Kota Bandung tersebut memiliki 38 kursi dukungan jauh melebihi ambang batas 20 kursi untuk dapat ikut bertarung dalam Pilgub Jabar.