TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setya Novanto membantah pernah mendapat peringatan dari Aburizal Bakrie semasa menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar terkait sepak terjangnya dalam proyek e-KTP.
Keterangan itu pernah diungkapkan Anggota DPR RI Ade Komaruddin saat bersaksi di pengadilan.
Kata Akom, sapaan akrabnya, dia menggunakan Aburizal Bakrie untuk mengingatkan Novanto.
"Itu nggak benar Yang Mulia," jawab Novanto ketika ditanya hakim anggota Anwar, di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (3/11/2017).
Novanto hampir seluruhnya membantah kesaksian Akom di persidangan.
Salah satunya adalah pertemuan di rumah Akom. Versi Akom, mereka sempat berbicara mengenai keterlibatan Novanto.
Baca: Anies: Pengawasan Tempat Hiburan Malam Belum Optimal
Novanto menjawab bahwa semuanya aman dan tidak terjadi apa-apa. Dalam persidangan hari ini, Novanto menampiknya.
Novanto mengakui pertemuan itu ada karena saat itu dia sebagai ketua fraksi Partai Golkar.
Jadi, pertemuan saat itu semuanya membicarakan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kefraksian.
"Saya sebagai ketua fraksi dulu kalau malam-malam kita kadang-kadang lewat. Biasanya kita bicarkan masalah program-program yang ke depannya berkaitan masalah kefraksian saja. Tidak pernah Saudara Ade menanyakan hal yang begitu," kata Novanto.
Pada persidangan 16 Oktober 2017, Akom mengaku memperingatkan Aburizal Bakrie terkait nama Novanto yang ramai diberitakan di media terkait proyek e-KTP.
"Ya Saya mengingatkan kepada ketum partai, Pak Ical. Saya sampaikan ini bising di media, terus kemudian bisik bisik gitu, tolong diingatkan, Pak Ketua (Fraksi) Pak Setya Novanto, supaya tak terlibat dalam pekerjaan itu," kata Akom waktu itu.
Ternyata Aburizal alias Ical menyampaikan peringatan dari Akom. Saat menggelar koordinasi di kediaman Akom, Novanto menjawab posisi dia dalam proyek e ktp.
"Aman beh, itu enggak ada apa-apa," kata Akom meniru kalimat yang dilontarkan Novanto.