TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koruptor di Indonesia ternyata dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kecerdasan.
Hal tersebut diketahui melalui transkrip percakapan yang terekam dalam penyadapan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Koruptor di Indonesia orang yang bodoh, ngomongnya plain semua. Kalau dia pintar seharusnya enggak ketangkap dong," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dalam diskusi bedah buku Metamorfosis Sandi Komunikasi Korupsi di Gedung KPK Jakarta, Sabtu (4/11/2017).
Menurut Saut, beberapa kata-kata sandi untuk menyamarkan suap yang digunakan koruptor, terkadang sangat mudah dipahami.
Baca: Apa Upaya Hukum Selanjutnya untuk Setya Novanto? Pimpinan KPK: Pelan-pelan Saja, Kalem!
Apalagi, bahasa yang digunakan sangat kaku dan sederhana.
"Ada yang niat jahatnya langsung ketahuan. Terkadang insidentil. Mau bilang rambutan, tapi sebenarnya mangga. Jadi yang seperti itu masih gampang dipahami," kata Saut.
Meski demikian, dari sekian banyak sadapan yang pernah dilakukan KPK, ada koruptor yang membuat kata sandi dengan begitu kreatif.
Sabir Laluhu, penulis buku tentang sandi komunikasi korupsi mengatakan, kata sandi untuk penyamaran bisa menggunakan istilah apapun, atau tidak terbatas.
Baca: Bintang Porno Ini Calon Presiden Rusia, Janji Kampanye: Masuk Sekolah Wajib Tes Pengetahuan Seksual
Menurut Sabir, yang terpenting ada kesepahaman dan kesepakatan di antara dua orang yang sedang berkomunikasi.
Misalnya, dua orang yang berkomunikasi menggunakan istilah yang dekat dengan lingkungan mereka.
"Misalnya kasus korupsi mantan Presiden PKS. Mereka gunakan bahasa Arab, karena keduanya memiliki latar belakang pendidikan atau lingkungan yang sama," kata Sabir.
Penulis: Abba Gabrillin
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Koruptor di Indonesia, dari yang Paling Bodoh hingga Cukup Kreatif