Laporan Wartawan Tribunnews.com,Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Politik Arif Susanto menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak memiliki kader yang populer dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jabar.
"Dulu (2014) pernah ada yang maju jadi calon gubernur (di Jabar) tapi pas pemilihan tidak menang," ujar Arif, Rabu (8/11/2017).
Baca: Ingatkan Pasal 25 UU Tipikor, KPK Yakin Polri Prefesional Usut Kasus Surat Palsu Pimpinan KPK
Menurut Arif, sampai saat ini PDIP belum juga menetapkan calon yang akan diusung padahal PDIP berhak dan bisa maju mencalonkan sendiri mengingat kursi di dewan perwakilan paling tinggi.
"PDIP tidak punya kader, kader yang populer. Nama seperti Puty Guntursoekarno Putri, tak dikenal," ujar Arif, di D'Hotel Sultan Agung, Menteng, Jakarta Pusat.
Baca: Isu SARA Dinilai Tidak Cocok Digunakan Dalam Pilkada Jabar
Alasan lain menurut Arif adalah besarnya gengsi partai berlambang kepala banteng ini diakibatkanya karena tidak terbangunnya komunikasi politik yang baik antara PDIP dengan para calon.
"Mungkin gabung sama Ridwan Kamil tapi nanti dapat kuenya kecil kalau menang. Tapi kesempatan menang jauh lebih besar jika dibanding PDIP mengusung Dedy Mulyadi dan Putty, kemungkinan menang kecil," ujar Arif.
Pemilihan Kepala Daerah Jabar akan berlangsung pada 2018 mendatang.
Baca: Penentuan Calon Dalam Pilkada Jabar Jadi Penentu Pilpres 2019
Sesuai jadwal, partai pengusung calon Gubernur dan wakil gubernur harus mendaftarkan diri ke KPU pada bulan Februari 2018.
Hingga saat belum ada partai politik yang mengumumkan secara jelas dan resmi untuk mengusung dan berkoalisi pada Pilkada Jabar 2018.