Pesta mereka jauh lebih extravaganza dibanding pernikahan Kahiyang-Bobby yang saya hadiri beberapa hari terakhir di Solo.
Acara mantu Presiden Jokowi kali ini lebih cocok disebut sebagai pesta rakyat.
Karena banyak sekali yang hadir, mulai dari tukang becak, pejabat negara, sampai orang terkenal di Indonesia.
Resepsi dihadiri 8.410 relawan.
Sampai-sampai panitia terpaksa meminta selebihnya untuk pulang ke rumah, yang memang asalnya dari sekitar gedung acara saja.
Kalau tidak dibatasi, relawan yang hadir akan lebih banyak lagi.
“Dua kali!” begitulah spirit mereka waktu kami berdialog, mendukung Jokowi untuk melanjutkan pemerintahannya sampai 2 periode.
Lalu kenapa Presiden Jokowi tidak mau menikahkan anaknya di Istana Negara?
Bisa saja kalau Beliau mau.
Tapi saya lihat Jokowi memang menginginkan kesederhanaan dan kedekatan dengan masyarakat.
Semua serba sederhana, saya lihat dari undangannya, gedung, baju pengantin, dan makanannya.
Meski warnanya sederhana, tapi acara tertata dengan rapi, kesakralan prosesinya pun tidak hilang.
Foto bersama yang saya upload ini juga menunjukkan kesederhanaan dan kebersamaan kami.
Ini adalah contoh bahwa pernikahan tidak perlu dilaksanakan dengan bermewah-mewah.