TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BMKG telah melaporkan kejadian gempa 5,3 SR dengan pusat gempa di laut pada kedalaman 15 kilometer di 52 kilometer barat laut Nias Utara Provinsi Sumatera Utara pada Selasa (21/11/2017) pukul 06:41 WIB. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Posko BNPB telah mengkonfirmasi dampak gempa ke BPBD Kabupaten Nias Utara.
"Gempa dirasakan lemah selama 3 – 4 detik di Kabupaten Nias Utara," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada Tribunnews.com, Selasa (21/11/2017).
Selain itu menurutnya, gempa dirasakan lemah selama 1 – 2 detik di Kabupaten Nias Barat dan gempa tidak dirasakan di Kota Gunung Sitoli.
"Aktivitas masyarakat normal. Tidak ada kerusakan dari dampak gempa," katanya.
Sementara itu, gempa 5,7 SR dengan pusat gempa di laut pada kedalaman 10 kilometer di 37 kilometer barat laut Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara pada Sabtu (18/11/2017) pukul 23:07 WIB ternyata memberikan dampak korban jiwa dan kerusakan bangunan.
Baca: Polisi Temukan Rambut Misterius di Mobil yang Ditumpangi Setya Novanto
BMKG telah melaporkan bahwa terus terjadi gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.
BPBD Pulau Morotai telah melaporkan dampak gempa kepada Posko BNPB. Saat terjadi gempa, dirasakan kuat di wilayah Pulau Morotai selama 3-5 detik.
"Saat bersamaan, gempa mengakibatkan lampu padam dan warga panik berhamburan keluar rumah," ujarnya.
Gempa ini juga dirasakan kuat di wilayah Halmahera Utara selama 3-5 detik dan warga panik berhamburan keluar rumah.
Dampak gempa merusak bangunan di 5 desa yaitu Desa Posi-Posi, Desa Leo-Leo Rao, Desa Aru Burung, Deaa Lou Madoro, Desa Saminya Mao dan Desa Waya Bula di Kecamatan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara.
Menurut Sutopo, satu orang meninggal dunia dan 294 bangunan rusak akibat gempabumi.
Total kerusakan akibat gempa bumi, 160 rumah rusak berat, 11 rumah rusak sedang, 108 rumah rusak ringan, 1 pustu rusak berat, 12 gereja dan satu sekolah dasar rusak ringan.