TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Lembaga Survei Poltracking menjaring presepsi masyarakat mengenai tokoh yang cocok mendampingi Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Salah satu nama yang disurvei yakni Kepala Badan Intlijen Negara (BIN), Budi Gunawan.
Poltracking menggelar survei tersebut pada 8 - 15 November lalu, di 34 provinsi terhadap 2.400 responden, dengan margin or errornya mencapai plus-minus 20 persen.
Dalam survei terbuka, nama Budi Gunawan tidak muncul.
Pada survei itu mayoritas responden, atau 13,9 persen menyebut nama Wakil Presiden RI. Jusuf Kalla, kemudian posisi kedua Panglima TNI. Jenderal TNI. Gatot Nurmantyo.
Nama Budi Gunawan pertama kali muncul melalui survei yang dilakukan semi terbuka, yakni surveyor menyajikan nama-nama kandidat.
Baca: Gereja Kristus Raja Pejompongan, Kolaborasi Seniman Katolik, Muslim, Hindu dan Budha
Dalam survei itu Gatot Nurmantyo dipilih oleh mayoritas responden, yakni 8,3 persen, diikuti dengan mantan Calon Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudoyono (AHY) dengan eletabilitas 7,7 persen, lalu Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil dengan 6,5 persen.
Nama Budi Gunawan di survei itu muncul di urutan 14, dengan elektabilitas 0,8 persen.
Elektablitiasnya lebih tinggi dibandingkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang cuma 0,5 persen dan Menteri Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani yang cuma 0,3 persen.
Baca: Ini 4 Tuntutan GMPG dalam Munaslub Partai Golkar
Survei serupa juga digelar Poltracking, dengan kandidat yang terbatas hanya 20 nama.
Dalam survei itu nama Budi Gunawan muncul di urutan 12 dengan elektabilitas 1,1 persen.
Elektabilitasnya melampaui Cak Imin yang hanya 1,0 persen, dan Puan Maharani yang hanya 0,6 persen.